Mengapa orang mengatakan "Ya"?
Karena mereka terpengaruh oleh lawan bicaranya. Dan dalam berbicara, Anda akan sangat berkepentingan untuk mempengaruhi orang lain. Anda ingin audience Anda mengatakan "ya".
David Palmer yang pakar pengembangan organisasi dan pemasaran mengatakan, "Beruntunglah kita, karena orang cenderung mengatakan 'ya' atau menyetujui sesuatu dalam banyak hal. Orang cenderung mengatakannya tanpa banyak berpikir, karena kata itu bisa membuat hidup mereka menjadi lebih sederhana dan lebih lunak pada diri mereka. Apa yang menjadi masalah, adalah setiap orang yang terlanjur memprogram dirinya untuk cenderung mengatakan 'tidak', tanpa memikirkannya terlebih dahulu."
Enam tips berikut ini sangat efektif untuk mempengaruhi audience Anda. Enam hal inilah yang bisa menjadi pemicu emosi audience, sebagaimana disebutkan dalam buku Robert Cialdini "Influence, Science and Practice" (Allyn & Cacon, 2000).
1. RESIPROKAL
Kita semua, seperti gambaran di atas, telah diajar sejak kecil untuk membalas kebaikan orang dengan kebaikan pula. Setidaknya, kita diajar untuk mengucapkan terimakasih hampir dalam segala hal. Dengan bekal yang menjadi karakteristik rata-rata itu, maka hidup kita kini dipenuhi dengan berbagai interaksi resiprokal (saling balas) yang sangat positif.
Hidup adalah memberi dan menerima. Dan untuk menjadikan fenomena itu tetap sebagai fenomena yang positif, kita semua dianjurkan untuk menjadi pihak yang pertama dalam memberi. Dengan memberi, kita akan menerima.
Hal yang sama juga berlaku untuk fenomena berbicara. Sampaikanlah apa-apa yang bernilai positif untuk audience Anda, maka Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan sebagai pembicara. Mengapa? Karena dagangan yang paling laris di dunia saat ini, adalah "informasi yang berguna".
Bagaimana jika Anda tidak mendapatkan balasannya?
Di sinilah kegunaan dari rasa ikhlas bagi Anda. Berilah, dan ikhlaslah. Setidaknya, apa yang Anda berikan bisa menjadi sedekah, dan pastilah Anda akan mendapatkan balasannya "nanti" dan "di sana".
Jadilah pemberi, maka audience akan menyediakan diri.
2. KOMITMEN DAN KONSISTENSI
Setiap kali orang membuat pilihan, menentukan posisi, atau membuat komitmen, mereka akan dikontrol secara internal dan sekaligus eksternal, oleh keharusan untuk bersikap konsisten dengan pilihan dan komitmennya tersebut.
Kata-kata Anda sebagai pembicara, sangat powerful untuk menciptakan aspek kontrol itu. Untuk membuat audience menentukan posisi, membuat pilihan, dan mengatakan "ya!".
Jika Anda sebagai pembicara bisa membuat audience berkomitmen dan mengatakan "ya" secara verbal, maka kemungkinannya sangat besar bahwa mereka memang benar-benar akan melakukannya.
Bangun komitmen dan konsistensi, Anda akan diikuti.
3. PEMBUKTIAN SOSIAL
Secara umum kita akan membenarkan sesuatu, jika kita mengetahui bahwa orang lain juga membenarkannya. Lebih spesifik lagi, fenomena ini erat sekali kaitannya dengan aspek perilaku manusia. Bahkan, jika ada banyak sekali orang yang mengatakan "ya", maka kita cenderung untuk beranggapan bahwa apa yang di-"ya"-kan itu adalah sesuatu yang benar adanya. Apalagi, jika mereka adalah para influencer seperti orang terkenal, tokoh panutan, orang yang berhasil dan sebagainya. Fenomena ini akan menciptakan efek yang jauh lebih besar, dalam situasi yang serba tak pasti.
Sebagai pembicara, Anda harus bisa mendapatkan legitimasi dan referensi sebanyak-banyaknya. Pengaruh Anda akan makin besar dan makin tumbuh. Jika Anda penjual, sampaikanlah referensi dari para pengguna produk Anda. Jika Anda pembicara seminar, ceritakanlah berbagai hal positif yang terjadi dalam seminar-seminar Anda. Jika Anda pemimpin, ceritakanlah berbagai keberhasilan dari orang-orang yang Anda pimpin.
Ciptakan referensi, maka Anda akan menjadi preferensi.
4. RASA SUKA
Orang cenderung mengatakan "ya" pada orang yang disukainya. Jika isi bicara Anda menuntut orang lain untuk mengatakan "ya", maka Anda harus bertanya, "Apakah mereka menyukai pribadi Saya?" Untuk bisa disukai, Anda harus bisa menyamakan banyak hal dengan mereka. Kesamaan adalah sumber kesukaan. Kesukaan akan membuat mereka mengatakan "ya".
Trik yang ini sedikit nakal. Orang pada dasarnya senang dipuji. Maka, banyak-banyaklah memuji orang. Mereka akan senang kepada Anda, mau mendengarkan Anda dan akhirnya akan mengatakan "ya!".
Untuk bisa disukai, Anda juga harus sering-sering melakukan kontak dengan mereka. Dalam bahasa bisnis ini namanya networking, dalam bahasa agamis disebut silaturahim.
Jadilah orang yang disukai, maka Anda akan menjadi orang yang ingin didengar dan bisa mempengaruhi.
5. OTORITAS
Otoritas bisa berarti realitas (sebagai pemimpin struktural) atau implikasi (menjadi orang yang disegani). Otoritas akan mempengaruhi.
Masukkan aspek otoritas ke dalam sesi bicara Anda. Kutipkan kata-kata orang besar dan terkenal, sampaikanlah apa yang disampaikan para pemimpin, dan ungkapkanlah apa yang dicapai pebisnis yang memimpin. Ini juga akan ikut membangun otoritas Anda.
Lebih dari itu, bangun otoritas Anda sendiri secara unik. Tampil dan bertindaklah sebagai otoritas. Maka Anda akan mempengaruhi.
6. KELANGKAAN
Jadilah orang yang langka, Anda akan dicari orang dan bisa mempengaruhi. Kelangkaan mencerminkan potensi untuk kehilangan. Potensi kehilangan sesuatu lebih bisa memotivasi dari pada potensi mendapatkan sesuatu. Jadilah diri Anda sendiri, karena hanya ada 1 Anda di dunia ini. Andalah yang paling langka. Dan logikanya, Andalah yang semestinya paling bisa mempengaruhi.
So, kurang apa lagi Anda sebagai pembicara?
Karena mereka terpengaruh oleh lawan bicaranya. Dan dalam berbicara, Anda akan sangat berkepentingan untuk mempengaruhi orang lain. Anda ingin audience Anda mengatakan "ya".
David Palmer yang pakar pengembangan organisasi dan pemasaran mengatakan, "Beruntunglah kita, karena orang cenderung mengatakan 'ya' atau menyetujui sesuatu dalam banyak hal. Orang cenderung mengatakannya tanpa banyak berpikir, karena kata itu bisa membuat hidup mereka menjadi lebih sederhana dan lebih lunak pada diri mereka. Apa yang menjadi masalah, adalah setiap orang yang terlanjur memprogram dirinya untuk cenderung mengatakan 'tidak', tanpa memikirkannya terlebih dahulu."
Enam tips berikut ini sangat efektif untuk mempengaruhi audience Anda. Enam hal inilah yang bisa menjadi pemicu emosi audience, sebagaimana disebutkan dalam buku Robert Cialdini "Influence, Science and Practice" (Allyn & Cacon, 2000).
1. RESIPROKAL
Kita semua, seperti gambaran di atas, telah diajar sejak kecil untuk membalas kebaikan orang dengan kebaikan pula. Setidaknya, kita diajar untuk mengucapkan terimakasih hampir dalam segala hal. Dengan bekal yang menjadi karakteristik rata-rata itu, maka hidup kita kini dipenuhi dengan berbagai interaksi resiprokal (saling balas) yang sangat positif.
Hidup adalah memberi dan menerima. Dan untuk menjadikan fenomena itu tetap sebagai fenomena yang positif, kita semua dianjurkan untuk menjadi pihak yang pertama dalam memberi. Dengan memberi, kita akan menerima.
Hal yang sama juga berlaku untuk fenomena berbicara. Sampaikanlah apa-apa yang bernilai positif untuk audience Anda, maka Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan sebagai pembicara. Mengapa? Karena dagangan yang paling laris di dunia saat ini, adalah "informasi yang berguna".
Bagaimana jika Anda tidak mendapatkan balasannya?
Di sinilah kegunaan dari rasa ikhlas bagi Anda. Berilah, dan ikhlaslah. Setidaknya, apa yang Anda berikan bisa menjadi sedekah, dan pastilah Anda akan mendapatkan balasannya "nanti" dan "di sana".
Jadilah pemberi, maka audience akan menyediakan diri.
2. KOMITMEN DAN KONSISTENSI
Setiap kali orang membuat pilihan, menentukan posisi, atau membuat komitmen, mereka akan dikontrol secara internal dan sekaligus eksternal, oleh keharusan untuk bersikap konsisten dengan pilihan dan komitmennya tersebut.
Kata-kata Anda sebagai pembicara, sangat powerful untuk menciptakan aspek kontrol itu. Untuk membuat audience menentukan posisi, membuat pilihan, dan mengatakan "ya!".
Jika Anda sebagai pembicara bisa membuat audience berkomitmen dan mengatakan "ya" secara verbal, maka kemungkinannya sangat besar bahwa mereka memang benar-benar akan melakukannya.
Bangun komitmen dan konsistensi, Anda akan diikuti.
3. PEMBUKTIAN SOSIAL
Secara umum kita akan membenarkan sesuatu, jika kita mengetahui bahwa orang lain juga membenarkannya. Lebih spesifik lagi, fenomena ini erat sekali kaitannya dengan aspek perilaku manusia. Bahkan, jika ada banyak sekali orang yang mengatakan "ya", maka kita cenderung untuk beranggapan bahwa apa yang di-"ya"-kan itu adalah sesuatu yang benar adanya. Apalagi, jika mereka adalah para influencer seperti orang terkenal, tokoh panutan, orang yang berhasil dan sebagainya. Fenomena ini akan menciptakan efek yang jauh lebih besar, dalam situasi yang serba tak pasti.
Sebagai pembicara, Anda harus bisa mendapatkan legitimasi dan referensi sebanyak-banyaknya. Pengaruh Anda akan makin besar dan makin tumbuh. Jika Anda penjual, sampaikanlah referensi dari para pengguna produk Anda. Jika Anda pembicara seminar, ceritakanlah berbagai hal positif yang terjadi dalam seminar-seminar Anda. Jika Anda pemimpin, ceritakanlah berbagai keberhasilan dari orang-orang yang Anda pimpin.
Ciptakan referensi, maka Anda akan menjadi preferensi.
4. RASA SUKA
Orang cenderung mengatakan "ya" pada orang yang disukainya. Jika isi bicara Anda menuntut orang lain untuk mengatakan "ya", maka Anda harus bertanya, "Apakah mereka menyukai pribadi Saya?" Untuk bisa disukai, Anda harus bisa menyamakan banyak hal dengan mereka. Kesamaan adalah sumber kesukaan. Kesukaan akan membuat mereka mengatakan "ya".
Trik yang ini sedikit nakal. Orang pada dasarnya senang dipuji. Maka, banyak-banyaklah memuji orang. Mereka akan senang kepada Anda, mau mendengarkan Anda dan akhirnya akan mengatakan "ya!".
Untuk bisa disukai, Anda juga harus sering-sering melakukan kontak dengan mereka. Dalam bahasa bisnis ini namanya networking, dalam bahasa agamis disebut silaturahim.
Jadilah orang yang disukai, maka Anda akan menjadi orang yang ingin didengar dan bisa mempengaruhi.
5. OTORITAS
Otoritas bisa berarti realitas (sebagai pemimpin struktural) atau implikasi (menjadi orang yang disegani). Otoritas akan mempengaruhi.
Masukkan aspek otoritas ke dalam sesi bicara Anda. Kutipkan kata-kata orang besar dan terkenal, sampaikanlah apa yang disampaikan para pemimpin, dan ungkapkanlah apa yang dicapai pebisnis yang memimpin. Ini juga akan ikut membangun otoritas Anda.
Lebih dari itu, bangun otoritas Anda sendiri secara unik. Tampil dan bertindaklah sebagai otoritas. Maka Anda akan mempengaruhi.
6. KELANGKAAN
Jadilah orang yang langka, Anda akan dicari orang dan bisa mempengaruhi. Kelangkaan mencerminkan potensi untuk kehilangan. Potensi kehilangan sesuatu lebih bisa memotivasi dari pada potensi mendapatkan sesuatu. Jadilah diri Anda sendiri, karena hanya ada 1 Anda di dunia ini. Andalah yang paling langka. Dan logikanya, Andalah yang semestinya paling bisa mempengaruhi.
So, kurang apa lagi Anda sebagai pembicara?
Patricia Fripp, CSP, CPAE and David Palmer, Ph.D, CPA
Fripp Public Speaking School
Fripp Public Speaking School
0 komentar:
Posting Komentar