Ankor XX

madhy-adventures.blogspot.com.

Ankor XX

TWKM XXII PONTIANAK.

Minggu, 15 Desember 2013

Terbukti Mesin Uang Gratis

Mau dapat dollar $ gratis di WESTERN UNION semua cabang di seluruh Indonesia? Cukup REGISTER Link yang diberikan dibawah ini sdh dapat $25 USD Setara Rp. 300Ribu. CUKUP DAFTAR SAJA DAN DAPAT UANG $ USD. Caranya: 1). Buka Link berikut: http://www.cashforvisits.com/index.php?refcode=276155 pilih REGISTER NOW. kemudian isi data seperti: Name: (Nama Sesuai KTP) Pasword: (Bebas) E-mail: (Email Aktif) Address: (Alamat Sesuai KTP) Cheque pay to (User Name)/Nama Sesuai KTP. Anda akan mendptkan $25 USD setelah REGISTER dan LOGIN. Kemudian copy No. Register anda di Account area yang baru kemudian SHARE Link nya ke teman-teman anda sebanyak-banyaknya. Ketika ada teman anda REGISTER lewat account anda maka anda langsung mendapatkan $10 USD/org. Uangnya dapat diambil di WESTERN UNION Cabang dikota manapun (Setelah terkumpul minimal $300 USD) Coba aja tidak ada salahnya krn tdk keluar Modal/Uang sama sekali...

Rabu, 09 Mei 2012

Cara Menyikapi Kritik

Terjemahan bebas dari materi oleh:
Chuck Gallozzi

Kritik sering kali menjadi musuh besar kita. Berapa banyak dari kita yang langsung bereaksi tidak sehat manakala kritik menerpa? Apa yang terjadi saat kita mengkritik? Bagaimana menyikapi kritik?

LUKA YANG KITA BUAT

Bayangkanlah kita menikam dada orang yang kita cintai.

Saat bilah pisau itu terbenam ke dalam dadanya, ia tersedak mencoba menghirup udara, ia mencoba meraup apa yang masih bisa digapainya. Dengan liar, wajahnya menyemburkan teror dan ketakutan. Memancarkan kesakitan yang teramat sangat pedih rasanya. Ia mulai kehilangan darah, dan ia mulai mengalami shock yang parah. Ia pun terjatuh. Sekarat dan bersimbah darah.

Mungkin ia masih beruntung, karena ada yang sempat mengantarnya ke rumah sakit dengan ambulan. Tapi sekalipun ia akan sembuh dari penderitaannya, dadanya tetap akan menyisakan goresan luka besar yang tidak sedap untuk semua mata.

SENJATA ITU ADALAH KRITIK

Tak terbayangkan bahwa Anda akan mampu melakukannya. Dan jikapun Anda tetap melakukannya, segera setelah Anda menyadari apa yang telah Anda lakukan, yakinlah; Anda tidak akan pernah mengulanginya.

Begitulah, mungkin hampir setiap hari, banyak dari kita yang terus dan lagi-lagi, menikam orang-orang yang kita cintai. Kita menggunakan pisau yang tak terlihat, pisau yang tidak membuat darah muncrat. Senjata itu adalah senjata pilihan. Dan pilihan itu adalah KRITIK. Luka yang kita buat, sama dalam dan pedih seperti luka oleh pisau dari baja.

KRITIK ADALAH MESIN PENGHANCUR

Kritik yang kita lontarkan merontokkan rasa percaya diri. Orang yang kita kritik merasa tak dicintai lagi. Mereka mulai masuk ke alam yang penuh dengan keragu-raguan. Dan sebelum luka mereka sempat sembuh kembali, Kita menikamnya lagi, dan lagi. Tepat di tempat yang sama.

KRITIK ITU MENIPU

Mengapakah kita bisa menjadi begitu sadis pada orang-orang yang kita cintai? Kita telah tertipu, karena bilah yang di tangan dan luka yang kita buat tak pernah terlihat nyata. Mengapakah kita bisa menjadi begitu jahat dan dengki? Jawabnya, adalah karena rasa tak aman kita sendiri.

BAYANGKAN BILAH PISAU ITU

Bagaimanakah kita bisa memperbaiki diri?
Saat kita mulai merasa melakukan pembantaian terhadap orang lain,
dengan kata-kata yang pedas dan sengit,
dengan ungkapan yang tajam bak bilah pedang,
dengan suara dan kata yang membakar jiwa serta semangat,

berhentilah sebentar, dan bayangkanlah senjata kita itu menjadi nyata.

Dan jika kita bisa melihat, luka seperti apa yang akan kita buat, stop!

KRITIK DILAKUKAN DENGAN KATA

Kita sering tidak menyadarinya. Contoh: kata "tapi."

"Lihatlah Ayah, Saya dapat nilai A untuk olah raga di raport Saya."
Ayah menjawab, "Wow.. itu bagus sekali anakku, TAPI, kamu dapat C untuk matematika."

Kata "tapi" adalah tombol "cancel" atau tuts "esc" di pojok kiri atas keyboard komputer kita. Kata itu membatalkan semua puja dan puji yang telah kita lontarkan sebelumnya. Dan tidak lebih, pembicaraan di atas telah berubah jadi begini.

"Lihatlah Ayah, Saya pintar di sekolah."
"Tidak. Kamu goblok!"

HARGAI SEKECILPUN APA-APA

Bandingkan jika respon itu diubah lebih baik dengan menjadi begini.

"Wow.. itu bagus sekali anakku, nanti Ayah bilang sama Ibu betapa pintarnya kamu. Pertahankan ya."

Ia akan terinspirasi dan berupaya lebih keras untuk matematikanya, karena ia ingin menangguk lebih banyak puji dan puja, dari orang-orang yang dicintanya. Itu lebih baik ketimbang ia jadi merasa tak berguna karena "tapi" dari mulut Ayah atau Ibunya.

JIKA ANDA DIKRITIK

1. Jadikan kritik sebagai sarana belajar. Yaitu, INGAT RASA LUKANYA, dan berupayalah untuk tidak melakukannya pada orang lain;

2. Ingat bahwa PISAU YANG DIGUNAKAN TIDAK TERLIHAT, itulah sebab mereka tak menyadari luka yang dibuatnya. Maafkan mereka;

3. INGAT LUKA MEREKA. Saat seseorang menjadi sengit, sadis, kasar atau tidak bertenggang rasa, mereka tidak membenci Anda. Mereka mengalami derita akibat sesuatu di dalam dirinya. Jika mereka mengumpat, bukanlah Anda yang diumpat. Yang mereka tuju adalah sesuatu di dalam diri mereka, yang tak pernah ditunjukkan atau diceritakan. Mungkin itu orang lain yang telah kejam kepada mereka. Mungkin itu sesuatu yang telah mempermalukan mereka;

4. SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Itulah berkah Tuhan. Pahami mereka sebagai manusia yang masing-masingnya tidak sama;

5. Setelah Anda menerima kritik, BERTERIMAKASIHLAH PADA MEREKA atas nasehatnya. Berjanjilah untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan. Dengan berterimakasih, Anda telah melucuti senjata mereka, antagonismenya, dan mengakhiri bicara dengan damai dan melegakan;

6. LUPAKAN. Orang yang mengkritik Anda mungkin tidak kompeten, penuh curiga, atau cemburu buta. Jika demikian, setelah berterimakasih kepada mereka,
lupakan semuanya;

7. EVALUASI KRITIK MEREKA. Mungkin mereka tidak objektif. Tapi mungkin juga ada poin mereka yang memang benar. Gunakan pengalaman ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Ingat, Anda tidak sempurna. Belajarlah dari mereka kapan saja dan di mana saja. Tapi jangan, jadikan itu alasan untuk mengkritik orang lain.

Bahaya kritik bukan pada kritiknya, tapi pada karakternya yang bisa memunculkan siapa Anda sebenarnya.

Merubah Kebiasaan Menunda Dengan Bicara dan Bahasa

PENUNDAAN ADALAH KUBURAN DI MANA KESEMPATAN DIMAKAMKAN

Prokrasinasi atau procrastination, artinya penundaan atau menunda-nunda. Secara teknis, apa yang ditunda adalah "memulai" dan "menyelesaikan". Berapa banyak hal yang kita tunda setiap hari? Apapun alasan kita, menunda selagi kita bisa melakukannya sekarang, tidak lebih dan tidak kurang adalah menghambur-hamburkan peluang.

SEBAB-MUSABAB SIKAP MENUNDA

1. Kesalahan persepsi tentang hidup.

Sebagai manusia, kita tidak hanya menciptakan kata-kata. Sebaliknya, kata-kata juga membentuk persepsi kita. Ambil contoh kata "bekerja". Kata ini punya konotasi negatif. Kita seringkali tidak melihatnya sebagai berkah, melainkan sebagai beban atau hukuman. Bekerja menjadi tidak nyaman dan tidak menyenangkan, dan karena itu, ia cenderung dihindari. Itu sebabnya, kita menjadi malas.

Kita sering mengatakan "mau berangkat kerja". Bisakah Anda membayangkan kata itu diucapkan oleh Picasso, Mozart, Peter Pan, Radja, atau Ratu? Bisakah Anda membayangkan bahwa Dian Sastro mengatakan "saya mau berangkat kerja"? Sebagai seniman, mereka jelas lebih memilih kalimat "saya mau berkarya". Apa sebabnya? Sebab mereka tidak merasa bekerja, melainkan merasa melakukan sesuatu yang disenangi atau dicintainya. Mereka merasa sedang menghasilkan karya besar. Apa artinya? Artinya, bekerja adalah media bagi mereka untuk menghasilkan berbagai masterpiece.

Dengan memahami bagaimana para seniman menikmati proses berkarya itu, kita bisa mencintai apa yang kita kerjakan.

2. Merasa kewalahan.

Kita sering merasa terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan. Dalam hal ini, kita perlu mengingat bahwa sebuah perjalanan 1.000 kilometer, selalu dimulai dengan langkah pertama. Artinya, kita harus punya keberanian untuk memulai. Sebesar apapun impian Anda, jika Anda memecahnya menjadi berbagai paket kecil, maka Anda akan tetap bisa mencapainya, satu per satu.

3. Takut gagal.

Takut gagal juga bisa menciptakan penundaan. Misalnya seseorang yang bermimpi bisa menulis buku. Selama dirinya merencanakan untuk menulisnya "pada suatu hari kelak", maka ia masih mungkin mencapainya. Jika ternyata ia berhasil memulainya dan kemudian bisa menyelesaikannya, tapi ternyata tidak ada yang membeli bukunya, maka...wah.....! Akan ada kegagalan.

Benarkah akan ada kegagalan? Bagaimana bisa ia gagal jika ia terus belajar dari berbagai kesalahan?

Jangan biarkan ketakutan menghentikan Anda. David J. Schwartz mengatakan, "Untuk menghadapi ketakutan, bertindaklah. Untuk semakin takut - tunggulah, berhentilah, tundalah."

4. Sifat alamiah manusia.

Secara alamiah, kita sebagai manusia ingin menghindari sakit dan meraih kesenangan. Jika Anda melihat bekerja sebagai MENYAKITKAN dan menonton TV sebagai kesenangan, maka Anda cenderung menunda kerja dan memilih menonton TV. Jika Anda seperti ini, maka Anda termasuk "kaum sufi", alias kaum yang suka tifi.

MENGAPA HARUS SEKARANG?

SAAT INI, kita semua sedang berada di sebuah terminal transit. Keberadaan kita hanya SEMENTARA, dan kita akan melanjutkan perjalanan. Terminal itu adalah HIDUP. Jadi apalagi yang kita tunggu? Waktu untuk melakukan berbagai hal secara berbeda, saat untuk menentukan prioritas, dan terus maju menuju kesuksesan, adalah SEKARANG. Kita tidak bisa lagi menunggu lebih lama.

Tidak perlu lagi Anda memperlakukan hidup seperti hujan. Anda menunggu sampai hujan reda, kemudian baru melanjutkan perjalanan. Hidup Anda bukanlah hujan. Hidup Anda adalah WAKTU.

Pakar Manajemen Waktu Alan Lakein mengatakan, "Waktu = Hidup. Sia-siakanlah waktu Anda, maka Anda menyia-nyiakan hidup Anda. Kuasai waktu Anda, maka Anda menguasai hidup Anda."

Dan pedoman hidup Anda mengatakan, "Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh."

1. Tidak waktu untuk menunda. Yang Chu (440 ~ 360 SM) mengingatkan kita, "Seratus tahun adalah hidup yang panjang. Belum tentu satu orang dari seribu yang akan mencapainya. Dan jika seseorang bisa setua itu, waktunya masih didiskon dengan kehidupan bayi dan masa kepikunan. Kemudian dikurangi lagi dengan saat tidurnya. Dikurangi lagi dengan masa sakitnya. Dikurangi lagi dengan masa sedihnya. Dikurangi lagi dengan masa takutnya. Maka jumlah waktu senangnya, hanya akan sepuluh tahun saja. Dengan begitupun, tidak ada satu jam pun yang tidak terbebas dari kekhawatiran."

Austin Dobs: "Time goes by, katamu? Ah tidak. Waktu tetap di tempatnya. Kitalah yang pergi."

2. Lebih cepat kita bertindak, lebih cepat kita belajar dari pengalaman, melakukan perbaikan, dan mendapatkan hasilnya. Ingatlah bahwa berbagai hal, akan kita lakukan lebih lama daripada yang kita bayangkan. Dan lagi, kita mungkin belum akan benar di saat pertama. Kita tidak bisa memilih hari dan waktu di mana kita akan sukses. Tapi kita bisa memilih untuk melakukannya SEKARANG. Sekaranglah saatnya untuk merealisasikan bagian awal dari sukses kita.

3. Sekalipun segala sesuatu menuntut waktu lebih lama dari yang kita bayangkan, semua itu juga lebih mudah DILAKUKAN daripada dibayangkan. Keuntungan manusiawi ini akan hilang menguap jika kita terus menunda. Saat kita menunda, jumlah tugas akan bertambah, waktu yang tersisa akan menyusut. Saat kita ingin mewadahi segala tugas di gayung kecil waktu kita, kualitas upaya kita akan menurun drastis, dan risiko melakukan kesalahan akan menjadi lebih besar.

Ikhwan Sopa mengatakan, "Segala hal lebih berat di kepala daripada di pundak."
Aidh Al-Qarni (pengarang "Don't Be Sad" - "La Tahzan") mengatakan,"Usahlah engkau tanggung beban dunia. Biarlah bumi saja yang menanggungnya."

Delegasikan tugas Anda ke bumi, lewat jiwa dan raga Anda.

4. Bertindak SEKARANG adalah kesimpulannya. Kekuatan Anda bertindak hanya ada pada SEKARANG. Anda tidak bisa bertindak BESOK, sebab besok belum tentu ada. Anda tidak bisa bertindak KEMARIN, sebab kemarin sudah tiada. KEMARIN dan BESOK tidak bisa membantu Anda. SEKARANG-lah yang bisa.

5. Konsekuensi dari tindakan positif akan mendongkrak nilai, rasa PD, pengetahuan atau pemahaman, dan KEKUATAN Anda. Adakah waktu yang lebih tepat untuk menikmati semua keuntungan itu selain SEKARANG?

6. Nikmati hidup Anda SEKARANG, daripada melihat orang lain menikmati hidupnya. Jadilah pemain dan bukan penonton. Daripada menonton apa yang terjadi pada diri Anda, ciptakanlah apa yang Anda inginkan terjadi pada diri Anda.

7. Temukanlah diri Anda. Kejutkanlah diri Anda, buatlah diri Anda terperangah dengan menjadi seseorang yang Anda sendiri tidak pernah membayangkannya.

8. Anda pernah menyesali waktu yang telah Anda sia-siakan? Jika ya, gunakan penyesalan itu untuk memacu Anda. Dengan bertahan pada prioritas, Anda akan melindungi diri sendiri dari penyesalan di kemudian hari.

9. Songsonglah kesempatan, dan kesempatan memang disediakan untuk mereka yang mengambil tindakan. Sekali ia menampakkan diri, Anda harus segera bertindak karena ia tak akan muncul dua kali. Kesempatan adalah cacing yang menunggu early bird.

10. Jika Anda menyibukkan diri, Anda tak akan punya waktu untuk mengeluh atau jatuh di bawah pengaruh negatif orang lain.

11. Ciptakan lebih banyak waktu! Jika Anda selalu mengerjakan sesuatu segera setelah ia muncul, maka Anda telah efisien dalam bertindak. Dan dengan begitu, Anda akan punya lebih banyak waktu.

12. Alamilah kedamaian pikiran. Anda tidak akan bisa mengerjakan semua hal yang Anda inginkan. Akan tetapi, jika Anda bisa mengerjakan hal terpenting yang harus dikerjakan, maka Anda akan tidur dengan nyenyak.

Jadi kapan? Bagaimana dengan pertengahan antara kemarin dan besok!?

MERUBAH SIKAP MENUNDA

Penundaan adalah kuburan di mana kesempatan dimakamkan. Jika waktu adalah kehidupan, maka penyia-nyian waktu adalah pembunuhan. Artinya,
penundaan itu MEMATIKAN.

Abraham Lincoln mengatakan, "Berbagai hal akan datang kepada mereka yang menunggu. Akan tetapi, itu semua hanya sisa dari mereka yang
bergerak."

1. Klarifikasi sasaran pribadi.

Klarifikasilah sasaran pribadi Anda dengan tegas dan jelas. Pastikan Anda bisa melihat atau mengingatnya di mana saja. Apa yang "harus" adalah apa yang paling penting bagi Anda. Jika keadaan memang memaksa Anda untuk menunda, pertegas alternatifnya. "Saya mestinya belajar malam ini. Tapi saya terlalu lelah hari ini. Saya harus tidur. Saya AKAN belajar setelah solat Subuh."

2. Ganti "harus" dengan "ingin".

Saat Anda mengatakan "harus" melakukan sesuatu, secara tidak langsung Anda mengatakan "dipaksa" melakukannya. Anda jelas akan berontak. Penundaan adalah mekanisme pertahanan Anda untuk menghindari sakitnya sebuah pemaksaan.

Solusi bagi Anda, adalah memahami bahwa Anda memang tidak perlu mengerjakan apa yang tidak ingin Anda kerjakan. Mungkin akan ada konsekuensi serius dari sikap seperti ini. Namun Anda harus memahami bahwa Anda memang selalu bebas dalam memilih. Tak ada seorang pun, yang memaksa Anda bekerja atau berbisnis sebagaimana yang Anda lakukan saat ini. Anda telah menjadi seperti sekarang ini, adalah akibat dari segala keputusan yang telah Anda ambil dengan bebas selama ini.

Jika Anda tidak ingin menjadi dokter, padahal Anda sekarang adalah dokter, maka Anda menjadi dokter adalah karena Anda memutuskan untuk menjadi dokter. Jika Anda memang tidak ingin dipaksa menjadi dokter, katakanlah 'tidak' pada orang tua Anda misalnya. Jika Anda memilih untuk tidak pernah mengatakannya, maka profesi dokter adalah pilihan Anda sendiri. Dan jika sekarang Anda ingin beralih profesi, itupun adalah pilihan Anda sendiri.

Ingatlah bahwa kebiasaan menunda tidak terjadi pada seluruh area kehidupan seseorang. Seseorang yang jagoan menunda sekalipun, selalu punya satu atau beberapa hal yang tidak pernah ditundanya. Orang itu selalu punya pilihan untuk INGIN mengerjakannya.

Artinya, kebiasaan menunda-nunda bisa dikurangi dengan memahami keberadaan pilihan. Anda bisa memilih untuk INGIN atau HARUS mengerjakan sesuatu. Ubahlah keharusan mengerjakan sesuatu, menjadi keinginan untuk mengerjakannya.

3. Ganti "selesaikan" dengan "mulailah".

Saat Anda merasakan bahwa pekerjaan Anda tidak pernah selesai, Anda akan merasa kewalahan. Berikutnya, godaan tentang waktu luang atau selesainya perkerjaan akan mulai mempengaruhi Anda. Anda mulai malas, dan akhirnya menunda atau membiarkan pekerjaan Anda terbengkalai. Anda telah menggeser prioritas Anda, hanya karena ingin menunda suatu pekerjaan. Ubahlah cara berpikir Anda. Pecahlah tugas Anda ke dalam paket-paket kecil. Apalagi yang harus saya kerjakan? Mana lagi yang harus saya mulai?

Gantilah:
"Bagaimana saya harus menyelesaikan semua ini?"

Menjadi:
"Langkah kecil apa yang bisa saya mulai sekarang juga?'

4. Ganti "all or nothing" dengan "better small than nothing at all".

Berpikir bahwa pekerjaan Anda harus sempurna, akan mencegah Anda untuk memulainya. Percaya bahwa mengerjakan segala sesuatu yang duniawi haruslah sempurna, adalah resep untuk stress. Jebakan sempurna, akan membuat Anda terlalu banyak berpikir dan akhirnya menggeser tindakan ke menit-menit terakhir. Dengan itu Anda telah merasa menemukan jalan keluar. Kemudian, Anda mulai bekerja. Tapi tiba-tiba, Anda menyadari bahwa waktunya tidak cukup lagi. Kemudian Anda meminta penambahan waktu. Dan jika Anda mendapatkan waktu tambahan, Anda memulainya lagi dari awal. Kemudian Anda menundanya lagi. Kurang waktu - tambah waktu - kurang waktu - tambah waktu... sampai kapan? Anda tidak akan pernah sempurna!

Kesempurnaan manusia terletak pada keterbatasan dan kekurangannya. Jika manusia tidak lagi memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka ia tidak sempurna lagi sebagai manusia. Beri izin pada diri Anda untuk menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang sempurna, lengkap dengan batasan dan kekurangannya.

Pernahkah Anda temui software komputer yang sempurna? Alat yang sempurna? Benda yang sempurna?

Ketidaksempurnaan dari apa yang Anda kerjakan hari ini, adalah lebih baik daripada sesuatu yang sempurna tapi tak pernah terjadi.

5. Ganti "hu...hu...hu" dengan "ha...ha...ha".

Ubahlah suasana kerja yang tidak nyaman dengan kegembiraan. Ciptakan jaminan bahwa Anda akan bekerja dalam kegembiraan. Untuk bergembira, Anda harus menciptakannya. Kegembiraan tidak tergantung pada suasana, tapi tergantung pada kemauan Anda.

Pernahkan Anda merasakan betapa beratnya beban kerja Anda? Panjangnya jam kerja Anda? Tanpa bergembira? Lembur melulu? Yang itu-itu juga?

Pastikanlah bagian yang bisa "bergembira" dari diri Anda. Kemudian, susunlah berbagai pekerjaan Anda di sekitar dan sekelilingnya. Maka, kegembiraan Anda akan terjamin. Anda bisa senang dengan utak-atik mobil? Lakukan itu dan tunjukkan kepada teman sekantor. Anda senang ikan hias? Taruhlah akuarium di meja kerja Anda. Anda senang musik? Belilah earphone agar tak mengganggu 'kesenangan' orang lain.

Sekilas, anjuran di atas seperi kontraproduktif. Sebaliknya, secara ekstrem justru membuat Anda lebih produktif. Inilah yang disebut dengan "reverse psychology".

Dengan 'settingan' seperti di atas, jika Anda mulai merasa berlebihan dalam bergembira, maka Anda akan mulai "ingin" bekerja. Anda tidak lagi merasa "harus" bekerja, tapi Anda memang menginginkannya. Motivasi Anda akan melejit. Itu terjadi karena Anda merasa sudah cukup bergembira. Libur yang terlalu lama, akan membuat Anda rindu pada kerja. Persis seperti pengangguran yang merindukan pekerjaan.

6. Gunakan "kotak waktu".

Pecah tugas Anda ke dalam paket-paket kecil. Kumpulkan berbagai tugas kecil Anda itu, dan masukkan semuanya ke dalam kotak waktu Anda. Aturlah kotak waktu Anda untuk 30 menit. Kelompokkan tugas-tugas kecil Anda menjadi satu gugus tugas, yang seluruhnya dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Setelah 30 menit, hadiahi diri Anda sendiri dengan bonus yang sepadan, misalnya menonton TV, makan camilan atau hadiah lain yang cukup merangsang. Setelah itu, kerjakan lagi 'paket 30 menit' berikutnya, dan kejar hadiah yang lain.

Secara umum, Anda pasti punya daya tahan jika bekerja hanya 30 menit. Apalagi, jika hadiahnya cukup menggiurkan.

7. Terima diri apa adanya.

Terimalah diri Anda "apa adanya". Berhentilah memikirkan "ada apanya" dengan diri Anda. Kebiasaan Anda menunda-nunda, mungkin membebani Anda. Untuk tidak menjadikannya penyebab stress lanjutan, terimalah diri Anda sebagai pembelajar:

- Beri waktu bagi diri Anda untuk berubah;
- Beri kesempatan bagi diri Anda untuk 'naik' dan 'turun';
- Hargai diri Anda untuk apapun yang Anda kerjakan;
- Sering-seringlah memaafkan diri Anda sendiri.


Materi dari University of Texas at Austin Learning Center dan Chuck
Gallozzi

Berbicara Untuk Dimengerti

Secara umum, kata-kata yang bisa dimengerti mencakup:

- Jelas
- Telah dipersiapkan
- Hidup dan menyala
- Alamiah
- Ringkas

Persiapan seringkali diremehkan. Faktanya, persiapan adalah hal paling dalam kesuksesan berkomunikasi. Bila mungkin, aturlah waktu bicara di muka, sehingga Anad punya waktu untuk mempersiapkan diri. Dengan memperhatikan pentingnya tahap persiapan, Anda sedang meyakinkan bahwa komunikasi Anda akan lebih efektif dan bisa dimengerti.

TANYAKAN PADA DIRI SENDIRI: WHO? WHAT? HOW? WHEN? WHERE? WHY?

Kepada siapakah Anda berbicara? Apa yang menarik bagi mereka? Apa nilai-nilai yang mereka anut? Apa yang mereka biasa sharing dengan orang lain? Bagaimana keunikan dan kekhasan mereka masing-masing?

Apa yang ingin Anda komunikasikan? Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan bertanya pada diri Anda sendiri tentang "kriteria sukses". Setahu Anda, bagaimana dan kapan Anda berhasil mengkomunikasikan isi kepala Anda?

Bagaimana cara yang terbaik untuk mengkomunikasikan pesan Anda? Bahasa sangat penting di sini, seperti juga tanda-tanda non verbal. Pilihlah kata-kata dan tanda-tanda non verbal dengan melibatkan audience di pikiran Anda. Rencanakan bagian pembuka, isi dan penutup. Jika waktu dan tempat memungkinkan, pertimbangkanlah pemanfaatan alat bantu visual.

Kapan? Timing adalah sangat penting. Kembangkanlah kemampuan timing yang baik, sehingga kontribusi Anda bisa terlihat dan terdengar relevan dengan isu yang Anda bicarakan. Ada waktunya untuk bicara dan ada waktunya untuk diam. Adalah lebih baik diam daripada bernyanyi dengan nada yang fals.

Di mana? Apa yang menjadi konteks fisik dari komunikasi yang Anda bangun? Anda mungkin perlu mengunjungi ruang tempat Anda akan berbicara, dan mungkin saja Anda merasa perlu mengatur kembali kursi-kursi. Ceklah berbagai hal yang berkaitan dengan "availability" dan "visibility". Alat bantu audio atau visual misalnya.

Mengapa? Dalam rangka mengubah "pendengar" menjadi "penyimak", Anda perlu mengetahui mengapakah mereka harus menyimak Anda - dan katakan mengapa jika perlu. Apa yang membuat mereka bersedia menyimak, yang mengimplikasikan bahwa Anda sendiri juga mengetahui mengapa Anda ingin berkomunikasi dengan mereka? Ini berkaitan dengan nilai atau manfaat atau daya tarik dari apa yang akan Anda bicarakan.

Jadilah ringkas dan jelas. Gunakan kata dan kalimat yang pendek.

Kellie Fowler
Mind Tools Ltd.

Enam Aturan Meeting dan Rapat

Dari materi oleh:
Governmental Leader

Meeting atau rapat memang tidak populer bagi banyak orang. Di antaranya, karena meeting dan rapat selalu mengambil waktu orang lain. Artinya ada meeting dan rapat yang buruk dan ada pula meeting dan rapat yang baik. Meeting atau rapat bisa menjadi pemanfaatan waktu yang hebat bila dijalankan dengan baik. Sayangnya, hal yang sebaliknya juga merupakan kenyataan sehari-hari. Meeting atau rapat yang buruk adalah membuang-buang waktu.

Berikut ini adalah enam aturan meeting atau rapat yang baik. Keenam aturan ini bisa menekan kemungkinan rasa frustrasi setiap orang yang menghadiri meeting atau rapat, dan tentu saja menjadikannya lebih produktif bagi organisasi.

ATURAN #1

Selenggarakanlah meeting atau rapat, sebagaimana meeting atau rapat yang ingin Anda hadiri. Buatlah meeting atau rapat yang ideal, seperti meeting atau rapat yang ideal menurut Anda. Inilah aturan paling mendasar bagi penyelenggara meeting atau rapat.

Meeting dan rapat yang efektif dan menjadi peserta yang baik, adalah tentang mempertimbangkan orang lain.

Setiap aturan berikut ini diturunkan dari aturan pertama ini.

ATURAN #2

Lakukanlah persiapan secukupnya, dan yakinkan bahwa semua peserta meeting atau rapat juga melakukannya. Distribusikan agenda meeting atau rapat satu hari sebelum pelaksanaannya, dan yakinkan bahwa setiap peserta dapat mengakses berbagai informasi yang melatarbelakangi agenda itu.

Peserta meeting atau rapat, punya kewajiban untuk:

- Mereview agenda dan informasi latar belakangnya;
- Datang dan hadir di meeting atau rapat yang bersangkutan.

Jika pihak penyelenggara gagal melakukan proses ini, maka setiap peserta hendaknya berinisiatif untuk memintanya kepada pihak penyelenggara. Tidak sepantasnya ada orang yang datang menghadiri meeting atau rapat, tanpa mengetahui mengapa mereka hadir di sana dan apa yang hendak dicapai dengan meeting atau rapat tersebut.

Jika perintah yang diterima oleh pihak penyelenggara tidak menginformasikan apa-apa, maka pihak penyelenggara ini sudah sepantasnya mempertanyakan perlu tidaknya meeting atau rapat itu dilaksanakan.

ATURAN #3

Mulailah meeting atau rapat dengan tepat waktu, dan akhiri juga dengan tepat waktu, atau malah lebih cepat lebih baik. Memulai meeting atau rapat dengan tepat waktu menuntut kedisiplinan dari dua pihak, yaitu pihak penyelenggara dan pihak peserta.

Keterlambatan menghadiri meeting atau rapat mencerminkan rasa kurang hormat kepada pihak lain yang datang tepat waktu. Itu sebabnya pihak penyelenggara perlu:

- Menyatakan;
- menunjukkan;
- Mendemonstrasikan;

ketepatan waktu dalam memulai meeting atau rapat. Dengan demikian, pihak lain akan berupaya melakukan hal yang sama.

Selesai tepat waktu, adalah nasehat manajemen meeting dan rapat yang krusial. Dalam hal ini, agenda meeting atau rapat perlu dinilai ke-realistik-annya.

Jika meeting atau rapat bisa terselenggara dan selesai hanya dalam waktu 20 menit, maka tidak perlu diperpanjang dengan berbagai tetek bengek lain. Sebab, ini akan menyedot waktu orang lain, dan menjadikan meeting atau rapat di organisasi yang bersangkutan menjadi kian tidak populer dan dienggani.

Timing dari meeting atau rapat juga amat penting. Menyelenggarakan meeting atau rapat setelah jam kerja, membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Efeknya akan negatif bagi moral setiap orang.

Emergensi dan keadaan darurat sudah lumrah di setiap organisasi, dan biasanya memang menuntut meeting atau rapat dadakan. Namun demikian, meeting dan rapat yang sifatnya rutin tetap perlu dijadwalkan. Dan tentunya, dengan waktu dan tempat yang nyaman bagi setiap orang.

ATURAN #4

Tetaplah pada topik. Satu orang atau sekelompok orang, biasanya akan menceritakan satu atau berbagai hal di dalam meeting atau rapat. Dalam hal demikian, pihak penyelenggara atau salah satu peserta meeting atau rapat, semestinya ditunjuk sebagai pihak yang berwenang untuk meng-guide proses dan jalannya meeting atau rapat agar tetap di jalurnya, dan tetap pada topik yang diagendakan. Hanya saja, untuk kepentingan esprit de corp, hal ini perlu didemonstrasikan dengan berhati-hati.

Lagi pula, menceritakan sebuah kisah, bisa jadi memang diperlukan dalam sebuah meeting atau rapat yang difungsikan sebagai sesi coaching atau proses pembelajaran. Sekali lagi, tetaplah diperlukan seseorang yang bisa dan diberi kewenangan untuk selalu mengembalikan proses meeting atau rapat ke substansi agenda.

ATURAN #5

Jangan selenggarakan meeting atau rapat yang tidak perlu. Dengan berhati-hati, tetapkanlah berapa kali sesungguhnya meeting atau rapat yang rutin perlu diselenggarakan.

Jika Anda menyelenggarakan meeting atau rapat harian, nilailah, apakah ia cukup produktif? Bisakah meeting atau rapat tersebut dikurangi frekuensi atau periodenya? Bisakah itu dilakukan dengan HANYA BERDIRI dan dengan waktu beberapa menit saja? "Terlanjur duduk" akan membuat orang "lupa berdiri".

Staffs meeting itu penting untuk komunikasi internal dan produktifitas, tapi Anda juga perlu menghitung keseimbangan antara komunikasi internal dan efisiensi waktu.

ATURAN #6

Selesaikan meeting atau rapat dengan PERNYATAAN YANG JELAS tentang TINDAK LANJUT dan SIAPA yang harus menindaklanjutinya. Ini perlu, sekalipun meeting atau rapat itu diselenggarakan hanya untuk "mempelajari sesuatu". Simpulkan dengan jelas "apa, "siapa" dan "bagaimana"-nya.

Jika penyelenggara gagal melakukan hal ini, maka salah satu peserta harus angkat bicara dan mempertanyakannya. Jika ini juga tidak dilakukan, maka meeting atau rapat itu akan sia-sia dan hanya membuang waktu saja.

SIMPULAN

Mengimplementasikan semua aturan di atas tidaklah mudah. Apalagi, menjadikan meeting atau rapat sebagai alat yang produktif. Akan tetapi, percayalah bahwa dengan menerapkannya secara konsisten dan penuh disiplin, akan menciptakan perbedaan dalam produktifitas organisasi Anda.

Rabu, 04 April 2012

Cara menghadapi orang yang cuek dan keras kepala

Cuek dan keras kepala memang sesuatu yang menyebalkan. Jika Anda menghadapi orang dengan sifat tersebut, jangan terburu- buru memvonis dia melakukan suatu kesalahan yang mutlak! Karena setiap orang memiliki sifat masing-masing, ada yang lembut dan ada yang keras. Tentu jalan pikiran seseorang bergantung pada hal tersebut. Jika Anda merasa terganggu dengan sikap orang yang berwatak egois, itu bukan berarti bahwa lawan Anda tersebut telah melakukan suatu kesalahan. Perasaan jengkel Anda disebabkan karena jalan pikiran yang berbeda. Anda melihat situasi dari sisi “Anda sendiri”, Anda berpikir segala yang terjadi harusnya sesuai dengan cara Anda. Sedangkan lawan Anda mempunyai jalan pikiran lain. Memang rumit, tapi pasti ada cara untuk menghadapi orang dengan sifat yang cuek dan keras kepala. Berikut adalah beberapa diantaranya : a. Jangan berusaha merubah Watak yang menjadi dasar seseorang, tidaklah mungkin dapat dirubah. Itulah yang membuat manusia berwarna. Jangan sekali-kali mencoba merubah sifat seseorang! Yang bisa Anda lakukan adalah membuatnya mampu menyadari dan mengerti tentang hal yang Anda ingin ia mengerti. Lakukan pendekatan yang tepat, seperti berbicara dengan nada rendah atau saat ia sedang dalam mood yang baik. Saya yakin dia akan merenungkan apa yang Anda katakan meskipun dia tidak memberitahukannya dan seolah tak peduli. Dengan perlahan setelah dia mengerti, dia pasti akan melunakkan hatinya. b. Jangan bersikap keras Jangan menghadapi kekerasan dengan kekerasan. Orang dengan sifat cuek dan keras kepala lebih tepat dihadapi dengan kasih sayang. Karena jika dikerasi, dia akan semakin tidak peduli. Mereka alergi dengan bentakan dan memilih tidak ambil pusing dan seolah tidak terjadi apa-apa. Berbeda jika kasih sayang yang menghampiri mereka. Mereka akan lebih mau mendengarkan meski seolah tak peduli. c. Jangan diatur Ini adalah salah satu hal yang paling penting. Jangan menjadi possesive dan suka mengatur. Karena mereka tidak suka diatur. Mereka menganggap cara mereka adalah yang paling tepat untuk mereka. Tentu setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk menghadapi segala sesuatu. Mereka akan merasa terganggu jika prinsip mereka diusik. d. Ambil hatinya dulu Saat seseorang ingin berbagi, tentu dia akan berbagi kepada seseorang yang dia percaya. Jadi saat Anda berharap seseorang yang cuek mau berbagi dengan Anda, ambil hatinya dulu. Buat dia percaya bahwa Anda mau mendengar segala yang akan dia ceritakan. Make sure bahwa Anda menerima dia apa adanya dengan segala kekurangan dan kelabihan yang dia miliki sehingga dia merasa nyaman untuk berbagi. Yakinkan bahwa dia tidak akan dihakimi atau diejek atas segala kejujuran yang akan ia ungkapkan. Tentu itu butuh waktu yang lama, setelah dia tau bahwa setiap curahan hati yang dia ucapkan ditanggapi positif oleh Anda, dilain kesempatan dia tidak akan segan untuk curhat lagi. e. Egois + keras kepala = durian Dari luar terlihat keras dan angkuh, tapi di dalam begitu lembut dan rapuh. Ya, seperti buah durian. Kebanyakan orang yang bersikap keras justru berhati lembut. Disinilah kunci utamanya! Orang dengan tipe seperti ini sangat membutuhkan perhatian yang super, karena dia akan menyimpan segala sesuatunya sendiri. Ada sisi rapuh disini, dimana dia mudah terkoyak oleh sesuatu yang mengena seperti kasih sayang. Ambilah sisi ini, karena sisi tersebut sangat sensitif dan mudah mempengaruhinya. f. Sabar Yang terakhir, bersabarlah dalam menghadapi orang yang cuek dan keras kepala. Karena untuk menyentuh kehidupan seseorang diperlukan waktu yang tidak singkat. Ada proses di dalamnya.

mengapa pria cenderung bersikap tertutup?

pada kenyataannya, pria selalu mematung asaat bertemu wanita yang dicintai. berbicara jika ditanyai dan menjawab seperlunya saja. kadang kala ini memicu kesalahpahaman, wanita berpikir bahwa pria tersebut tidak tertarik dengannya dan bisa menimbulkan pertengkaran. sebenarnya, terdapat beberapa alasan logis mengenai sikap pria yang tertutup

1. kalah dalam hal verbal
kemampuan verbal wanita memang lebih tinggi daripada pria, meskipun ukuran otak pria lebih besar 10-15%. sisi pada otak yang mengurus fungsi verbal pada wanita, memiliki neuron yang lebih banyak. dengan catatan, semakin banyak neuron maka semakin tinggi fungsi otak. Hal itulah yang menyebabkan wanita lebih banyak memiliki kosakata dan bahkan dibilang cerewet. kemampuan ini biasa dipraktekkan dalam hal pergaulan, tak heran wanita lebih suka berkelompok, memiliki teman banyak dan cenderung berbagi.Pria lebih suka diam karena ia tahu kemampuan verbal wanita lebih bagus. Intinya, ia takut salah "bicara", karena ia merasa akan digandrungi masalah jika sampai ia salah bicara. atau pria takut tak bisa menimpali jawaban sebagus apa yang telah si wanita lakukan.

2.emosi datar
kenapa pria terlihat kuat menahan emosi sekalipun si wanita beruhasa membuat jengkel hanya agar si cewek "diperhatikan"? Dalam sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Scandinavian Journal of Psychology, diketahui begitu seorang pria sadar atau mengenali perasaan hatinya, mereka akan langsung memasang tampang datar. Tak heran kalau mereka dianggap lebih "kuat" menahan emosi.

3. lebih suka mengungkapkan dengan tindakan
otak wanita didominasi oleh aspek emosi daripada logika. sehingga saat wanita mendapat masalah ia cenderung curhat pada orang lain agar dapat mengklasifikasikan kejadian. berbeda dengan pria yang dapat berpikir separated dalam suatu kejadian tanpa mengeluarkan secara verbal.Saat wanita curhat, tentu seorang wanita berharap ada empati dari pria yang ia dengar. naun kerap kali yang didapat justru berbeda dengan apa yang wanita harapkan. sebenarya, meski otak pria didominasi oleh logika, sistem empati pada otak juga memberi respon saat melihat orang lain bermasalah. Namun, bagian otak yang berfungsi mencari solusi segera mendominasi.
"Dengan segera berbagai solusi pada masalah segera bermunculan di otak pria," kata Dr.Louann Brizendine, ahli psikologi klinik dari Univesity of California, AS. Akibatnya, pria akan lebih fokus untuk menawarkan solusi ketimbang menunjukkan solidaritas atau berempati pada perasaan orang lain.

Perbedaan pria dengan cowok

saat masa remaja, perjalanan cinta seorang wanita cenderung mengalir tanpa mempertimbangkan secara serius mengenai kriteria pasangan. Enjoy saja berganti-ganti cowok atau bahkan memiliki cowok lebih dari satu diwaktu bersamaan. Tidak perduli latar belakang keluarga, kemampuan finansialnya, atau sifat-sifat cowok tersebuut. Jalinan asmara dibuat sebagai cara "menikmati" masa muda dan menambah pengalaman. Bukan dianggap sebagai hal serius yang harus dipikir masak-masak. Namun saat seorang wanita ingin menikah, masihkah demikian? akankah seorang wanita akan memilih menikah dengan seorang cowok? atau akan memilih menikahi pria?
pertimbangkanlah dengan mengacu pada beberapa perbedaan berikut :

- Pria lebih berpikir jauh ke depan. Pria merasa memiliki tanggung jawab atas dirinya, lebih dari itu seorang pria menyadari kelak ia akan menjadi seorang pemimpin keluarga, jadi pria mengetahui 5 tahun ke depan ia akan dan harus menjadi apa. Sedangkan cowok lebih float away. Yang terpenting adalah menikmati hari ini tanpa merisaukan yang akan datang. Soal yang akan terjadi, itu urusan nanti.

- Jika seorang pria memiliki pasangan, maka ia akan memberi ketenangan. Mencintainya dengan cara yang benar tanpa harus menyesatkan pada jurang dosa. Jika seorang cowok memiliki pasangan, maka ia akan memberi kesenangan. Kesenangan semu yang bersifat sementara.

- Sebelum umur 30 th pria sudah memiliki banyak uang. Pria akan konsisten pada hidupnya, ia menyadari bahwa penting untuk mencari tujuan hidup sebagai bekal di dunia dan akhirat. sehingga ia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya untuk hal yang bersifat semu. Berbeda dengan seorang cowok yang sebelum umur 30 th sudah banyak dosa. Cowok lebih mengikuti ego pubertas dan mengikuti keinginan untuk menjelajahi kesenangan semu.

- Saat putus cinta, seorang pria akan secara dewasa mengakui perbedaan dan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan. yang lebih penting, seorang pria tetap berhubungan baik dengan sang mantan. Seorang cowok, jika patah hati akan menghibur diri dengan minum minuman keras, menghisap rokok berbatang-batang dan berkomitmen untuk membenci sang mantan.

- Pria lebih menonjolkan intelektualnya saat menghadapi suatu problem, sedangkan cowok lebih mengandalkan fisik dan adu mulut untuk menghadapi konflik.