Saat bicara di depan audience, Anda mungkin saja diserang panik yang datang mendadak. Mungkin karena lupa, mungkin karena ada yang mengganggu Anda, atau mungkin karena terjadi begitu saja. Anda terdiam seribu bahasa.
PANIK ITU SOAL BIASA
Banyak sekali orang mengalami serangan panik. Mereka sering mengalaminya. Mereka mencoba menghindari situasi hidup yang menakutkan, dan dalam banyak hal, mereka melakukannya dengan cara yang irasional. Padahal, panik adalah soal biasa. Anda bisa berlatih menghilangkannya, hanya dalam tiga menit!
APA ITU PANIK?
Panik adalah sebuah kondisi di mana adrenalin disemprotkan ke dalam aliran darah Anda. Pesan takut dan kekhawatiran diantarkan lewat signal-signal ke kelenjar keringat, dan mendeklarasikan adanya situasi emergensi.
Kelenjar itu besarnya hanya sebiji kacang kapri. Letaknya persis di atas ginjal Anda. Mereka dipenuhi adrenalin yang - saat disemprotkan ke dalam tubuh Anda - membuat Anda lebih mampu merespon kondisi emergensi. Inilah sisi positifnya, itulah saat di mana Anda punya kemampuan lebih.
Kondisi emergensi itu sendiri, akan memunculkan gejala-gejala fisik yang banyak orang justru salah dalam menginterpretasikannya. Mereka mengira itu adalah serangan jantung atau kondisi fisik serius lainnya. Kesalahan interpretasi inilah yang menyebabkan rasa takut dan khawatir terus berlanjut.
BEGINI CARA KERJANYA
Adrenalin menyebabkan jantung memompa lebih banyak darah. Darah yang mengalir deras ini memompa otot Anda. Positifnya, ini dapat membuat Anda berlari lebih cepat dan membuat tangan Anda lebih kuat. Selain itu, darah juga terpompa lebih deras ke otak. Inilah yang meningkatkan kemampuan Anda untuk lebih baik dalam merespon situasi emergensi.
Dibutuhkan waktu sekitar tiga menit, sejak otak Anda mendeklarasikan situasi emergensi, sampai seluruh tubuh Anda ter-adrenalisasi dengan lebih banyak darah di kaki, tangan dan otak. Dalam tiga menit itu, jantung Anda berdegup lebih kencang dan berdetak lebih keras. Anda merasakan betapa darah Anda mengalir lebih deras.
Selama kelenjar keringat Anda masih menerima sinyal darurat, alat tubuh itu akan terus memproduksi dan menyemprotkan adrenalin. Saat otak Anda berhenti mengirimkan sinyal darurat, kelenjar keringat Anda akan menghentikan aksinya.
HANYA BUTUH TIGA MENIT UNTUK MENGHENTIKAN PANIK
Tiga menit yang diperlukan untuk merasakan panik, tiga menit juga untuk menghentikannya. Jika Anda menghentikan panik sesegera mungkin, reaksi kepanikan itu hanya akan berlangsung tiga menit saja.
SANGAT SEDERHANA
Menghentikan panik ternyata sangat sederhana. Apa yang perlu Anda lakukan adalah menghentikan sinyal darurat, sehingga sinyal itu tidak sampai ke kelenjar keringat. Pelajari empat langkah berikut ini, dan panik Anda hanya akan berlangsung tiga menit saja. Sekali Anda memahaminya, Anda tak perlu mengalami panik lagi.
Tulislah empat langkah ini di kartu atau di SMS Anda. Bukalah saat Anda mengalami kepanikan.
LANGKAH PERTAMA: RILEKS
Ambil nafas perlahan dan dalam, sambil mengingat bahwa yang Anda alami hanya gejala kepanikan, dan tidak ada hal lain yang lebih serius untuk dikhawatirkan. Teruskan proses ini sampai tubuh Anda rileks.
Rileks adalah langkah pertama untuk menghentikan aliran adrenalin.
LANGKAH KEDUA: BERHENTILAH BERPIKIR NEGATIF
Katakan dalam hati dan kepala Anda dengan sangat keras: "Stop!!!" "Teriakan" ini akan menghentikan pesan darurat yang dikirim otak ke kelenjar keringat. Orang yang terjebak dalam kepanikan, adalah orang yang terjebak dalam lingkaran tanpa henti dari komunikasi otak - kelenjar keringat ini. Komunikasi internal yang penuh dengan informasi negatif, penuh dengan informasi tentang bencana.
Menghentikan lingkaran komunikasi ini, memunculkan kesempatan untuk mengganti informasi yang dikandung dengan informasi lain yang lebih menenangkan.
LANGKAH KETIGA: INJEKSIKAN INFORMASI PENENANG
Yaitu pernyataan positif yang setidaknya berbobot sama dengan informasi negatif yang digantikannya.
Contoh:
1. "Oh My God, Gue kena serangan jantung. Mati aku..!"
2. "Stop!!!"
3. "Bah. Ini panik aja. Ini akan segera berakhir dalam tiga menit."
1. "Hii. siapa di belakang Saya? Tengah malam di trotoar sepi begini.
2. "Stop!!!"
3. "Gue udah ratusan kali lewat sini. Itu orang lain yang lewat juga."
1. "Ya Allah, apa lagi yang harus Saya katakan... Saya lupa!"
2. "Stop!!!"
3. "Aku kan udah latihan, ngelotok luar kepala. Nanti juga inget."
Latihlah dengan mencoba berbagai macam komunikasi internal negatif, yang biasa terdengar di kepala Anda saat panik. Latihlah untuk menggantinya dengan berbagai statemen positif yang setara atau lebih tinggi bobotnya.
Note: Jika komunikasi negatif itu mencerminka bahaya yang nyata, mendingan Anda ke dokter aja.
LANGKAH KEEMPAT: TERIMA PERASAAN ANDA
Menerima atau merasakan perasaan sendiri adalah sangat penting. Membiasakan diri menghindarinya, malah akan mengabadikannya.
Mulailah dengan mengindentifikasi, emosi seperti apa yang Anda alami. Hampir semua panik disebabkan oleh rasa khawatir atau takut akan sesuatu.
Identifikasikan dan temukan sebabnya. Mengapa Anda merasakannya?
Validasikan sekali lagi rasa dan penyebabnya. Jika Anda panik sebelum bicara, Anda takut karena itu menakutkan menurut Anda. Jika Anda panik karena lupa, itu hanya karena lupa saja. Tidak lebih. Lupa itu "skalar" bukan "vektor". Ia hanya titik, bukan besaran yang terukur. Untuk sementara ia terhubung menjadi rantai, tapi tetaplah ia rapuh dan mudah patah.
Jika Anda takut serangan jantung, takut itu memang wajar karena setiap orang juga pasti mengalaminya. Jika Anda takut dengan suara langkah kaki di belakang Anda, ketakutan Anda memang beralasan karena Anda khawatir akan bahaya dari orang tak dikenal.
Dalam semua kasus yang terakhir itu, lakukan langkah pencegahan. General checkup misalnya. Berjalanlah di sisi trotoar yang terang-benderang. Berjalanlah dengan tegar dan bukan seperti korban.
Rasa takut dan gugup adalah emosi yang positif. Ia mengingatkan Anda agar Anda take care of yourself. Dengarkan dan rasakan perasaan Anda. Take care. Jagalah emosi agar sesuai proporsi dan situasi. Jaga dengan perspektif dan sudut pandang yang benar.
Hentikan panik, lanjutkan bicara!
Pati McDermott, CHT
0 komentar:
Posting Komentar