Ankor XX

madhy-adventures.blogspot.com.

Ankor XX

TWKM XXII PONTIANAK.

Selasa, 22 Maret 2011

Crop Circle Yang Sesungguhnya

Crop Circle sedang menjadi fenomena, ada yang yakin itu buatan UFO, ada yang yakin buatan manusia. Tetapi, apa yang kita pikirkan setelah ini? Bingung yang pasti dan tak begitu peduli karena tak berpengaruh apa - apa dalam hidup kita, dan akhirnya banyak tuduhan yang dialamatkan pada penguasa negeri ini, bahwa hadirnya fenomena Crop Circle hanyalah pengalihan issue untuk sedikit membuat orang Indonesia lupa dengan permasalahan penguasa negeri, semisal kasus Gayus, Century, Lapindo, Presiden SBY si tukang curhat yang minta naik gaji secara halus dan lain - lain perkara. Dan saat ini seperti yang telah di prediksikan, saat Presiden dan Demokrat di ganyang kesana kemari, muncul kabar tentang Teroris di Sukoharjo dan Klaten! Pengalihan issue lagi, bukankah dari dulu jika si Presiden lemah SBY terkena masalah selalu tiba - tiba muncul berita jika Densus 88 menangkap teroris? Coba balik kembali dan ulang ingatan kita.

Sekarang ada Crop Circle yang sesungguhnya muncul, yang semoga bukan pengalihan issue, tetapi bisa menjadi pengingat penguasa negeri agar ingat Tuhan dan ingat perilaku memalukan para petinggi yang katanya tanpa korupsi dan sukses.



Semoga LAPAN semakin bingung, siapa yang membuat? Apakah UFO benar - benar ada? Semoga sepakbola Indonesia bisa semakin maju jika Crop Circle di atas di laksanakan dan di yakini.

Andalkan Tuhan

Mengandalkan Tuhan dan segenap kuasaNya, lebih baik daripada sekedar berucap dan bertindak pasrah dan cenderung menyerah, apapun itu beban yang disandang. Cobalah ubah paradigma kita, bahwa tak ada yang tak bisa kita lalui, tak ada yang buat kita menyerah, selama di jalur yang benar dan terpercaya. Sebagai kiasan, mendaki seberapapun tingginya gunung, selama kita di jalur yang benar dan mempersiapkan diri serta percaya dengan baik, niscaya, tak ada yang mampu menghalangi kita menggapai puncak megahnya.


Ada sebuah kisah yang penuh hikmah.

Ada seorang pria yang putus asa dan mau meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan dan berhenti hidup. Lalu ia pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan, "Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?" Jawaban Tuhan sangat mengejutkan, " Coba lihat ke sekitarmu...Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?"

" Ya " jawab pria itu.

" Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, AKU merawat keduanya secara sangat baik. AKU memberi keduanya cahaya, memberikan air, Pakis tumbuh cepat di bumi, daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu benih bambu tidak menghasilkan apapun, tapi AKU tidak menyerah "

Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu, tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. "Aku tidak menyerah" kata TUHAN.

Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

" AKU tak akan memberi cobaan yang tak sanggup diatasi ciptaan-Ku " kata TUHAN kepada pria itu. " Tahukah kamu, anak-Ku...Di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar - akar?”

" AKU tidak meninggalkan bambu itu, AKU juga tak akan meninggalkanmu "

" Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," kata Tuhan.

" Bambu mempunyai tujuan yang berbeda dengan pakis, Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah "

" Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi. Asal tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap rencana dan jalan hidupmu "

Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Tuhan maha pencipta, Tuhan menciptakan yang ada di alam semesta, Tuhan menciptakan segalanya. Lalu, apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Apakah kejahatan itu ada? Pertanyaan ini pada satu masa di gunakan oleh seorang profesor, di ajukan kepada para mahasiswanya. " Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? "


Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, " Betul, Dia yang menciptakan semuanya ". " Tuhan menciptakan semuanya? " Tanya profesor sekali lagi. " Ya, Pak, semuanya " kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis profesor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, " Profesor, boleh saya bertanya sesuatu? " " Tentu saja," jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, " Profesor, apakah dingin itu ada?"

" Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu? " Tanya si profesor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, " Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas. "

Mahasiswa itu melanjutkan, " Profesor, apakah gelap itu ada? "

Profesor itu menjawab, " Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, " Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, " Profesor, apakah kejahatan itu ada? "

Dengan bimbang profesor itu menjawab, " Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara - perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, " Sekali lagi anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya." Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.


Ref: Belantara Indonesia

Jangan Buang Sampah Di Gunung

Sampah di gunung dasawarsa ini terasa lebih menggunung daripada gunung itu sendiri, saat Merapi masih dengan puncak Garudanya, di lereng depan puncak Garuda, sampah bertebaran dengan gembira, seolah tak peduli dengan empunya alam. Di Merbabu, lebih parah lagi, bau kotoran manusia bercampur dengan sampah lain, saat angin bertiup, bau semakin hampir merontokkan bulu hidung!

Tips agar hindari membuang sampah saat di gunung:

1. Saat ingin membuang kentut, usahakan jangan saat angin bertiup besar dan anda berada di depan rombongan, karena selain bunyi yang mengagetkan, juga bau akan keluyuran ke belakang, ke arah rombongan, apa yang terjadi? Jika ada yang pingsan, anda yang bertanggung jawab penuh.

2. Saat ingin buang air besar, carilah tempat yang terlindung, atau sebuah sungai yang mengalir. Bila tak ada sungai, galilah tanah dahulu, lalu buang air besar anda, setelah selesai, timbun kembali lubang dengan tanah. Jangan biarkan menganga, karena akan menjebak kaki pendaki lain. Coba bayangkan jika kaki kita yang terjebak dalam lubang tadi?

3. Saat ingin buang air kecil, carilah tempat yang juga terlindung, semisal di semak belukar atau di rimbunnya pepohonan. Jangan sekali - kali kencing di tenda!


4. Bawalah tas plastik besar untuk membawa kembali sampah perbekalan kita turun menuju basecamp, kemudian kita buang di tempat semestinya. Jangan biarkan gunung menerima yang bukan haknya. Biasanya bisa di terapkan dalam kegiatan pendakian ber type Bersih Gunung.


5. Sampah plastik dan lain - lain sebaiknya tidak di bakar di atas gunung, karena akan menimbulkan kebakaran, tetapi bawa kembali sampah turun, kemudian jika ingin di bakar, bakarlah di basecamp, tanpa ikut membakar basecampnya!

Masih banyak sebenarnya metode ikut andil peduli bumi, tetapi yang di atas adalah hal yang sederhana dan bisa kita lakukan selama kita mau dan mampu. Mudah bukan? Stop Meremehkan Alam!

Korpala goes to Darwin

Oleh : Andi Mulatauwe | 28-Okt-2010, 11:59:32 WIB


Kabar Indonesia - “Survive With KORPALA” yang merupakan moto penjiwaan lahir batin anggota Korps Pencinta Alam Universitas Hasanuddin (Korpala-Unhas) terhadap kecintaan mereka terhadap alam. Kecintaan yang kembali dibuktikan dengan Ekspedisi Pelayaran Akademis II' (EPA II)“.

Hal ini merupakan pelayaran kedua Korpala Unhas ke luar negeri, setelah berlayar dengan perahu Sandeq ke Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Pada Ekspedisi Pelayaran Akademis I (EPA I) tahun 1996, Korpala-Unhas berlayar dengan rute Sulawesi–Selatan, Kalimantan, Sabah, Brunei, Serawak, Singapura, Riau, Jawa dan kembali ke Sulawesi Selatan.
Pelayaran ini menunjukkan betapa tingginya daya ‘survive’ mereka, karena kali ini menuju Australia dengan perahu Sandeq yang telah berumur 15 tahun. Perahu tua itu kini dipakai bersimulasi untuk menguatkan kekuatan tim dan kesiapan awak perahu menuju pengarungan samudera yang lebih jauh.

Simulasi dilakukan selama 10 hari (6-16 September) di Pambusuang, Polewali Mandar. Untuk perahu setua itu, kemampuan survival harus terpadu dengan keberanian mengarungi laut dengan keterbatasan pengadaan perahu. Perahu tua, daya survival yang tinggi, keberanian dan keandalan tim, merupakan satu penanda bahwa nenek moyang orang Sulawesi bukan hanya pelaut pemberani, tapi cucu-cucu mereka di generasi terkini, juga demikian.

Pewarisan nilai-nilai keberanian pelaut Sulawesi terwariskan pada setiap gelombang nadi para pengarung samudera ini. Pelayaran ini menelusuri jejak-jejak pengarungan samudera, para pelaut Sulawesi di beberapa titik persinggahan sebelum masuk ke Australia.

Kemampuan Sandeq dalam pelayaran samudera disebutkan pernah mengarungi Singapura, Malaysia, Jepang, Mandagaskar, Australia dan Amerika (http://indotim.net). Dengan EPA II, maka tersisa lagi tiga wilayah yang akan dilayari yakni Jepang, Mandagaskar dan Amerika.

Pengarungan ini menjadi promosi etnik dalam dunia kemaritiman, sebagai bentuk rekonstruksi keberadaan pelaut ulung masa lalu. Pelaut-pelaut itu kini mewariskan semangat mereka dalam keberanian yang tercerdaskan secara akademis. Selama masa pelayaran ini, diadakan pula seminar kemaritiman untuk membedah nilai-nilai kemaritiman dalam ranah intelektual.

Dengan demikian, keberanian di laut terimbangi pula dengan kecerdasan di setiap gulungan ombak. Sisi antropologi dan sejarah yang menjembatani dua budaya antara Sulawesi dan Aborigin, maupun budaya yang terkait menjadi pembahasan ilmiah dalam seminar tersebut.

Di akhir Oktober, para atlet EPA II ini melakukan pendataan daerah pesisir Sulawesi Barat, sebagai bagian dari aktivitas ilmiah dalam pelayaran akademis ini. Guswan, ketua tim ekspedisi memberikan jalur detil EPA II dalam Tempo Interaktif (27/6/10). Ia menyebutkan, jalur pelayaran ini dari Makassar ke Pulau Aborigin Australia Utara.

Jalur ekspedisi ini berawal di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat, lalu perahu bergerak ke Makassar. Dari sini kemudian berlayar ke Pulau Selayar, selanjutnya keluar dari Selat Makassar menuju Pulau Alor. Selepas Alor, tim akan melipir ke pulau kecil di Nusa Tenggara Barat.

Selanjutnya memilih jalur nelayan Marege, dengan pertimbangan peluang dari karakter keganasan alam yang datang baik dari barat maupun timur tetap akan membawa perahu ke pesisir Aborigin, bagian utara Australia. (http://www.tempointeraktif.com). Dengan memilih jalur nelayan Marege, berarti Korpala-Unhas akan merekonstruksi dan merevitalisasi ketangguhan pelaut Sulawesi di jalur yang hanya dilewati para pemberani.

Di tengah persiapan EPA 2, dengan Sandeq tua itu, memang terdapat realitas ironi dari perahu tersebut. Sandeq makin tersisih, terkalahkan oleh keberadaan perahu mesin (Fajar, 3/10/05). Nelayan lebih memilih perahu bermesin dengan alasan lebih praktis.

Sandeq memang hanya jaya dalam seremoni dan perayaan gempita perlombaan. Perahu kebanggaan masyarakat Mandar, hanya terdengar dengung kejayaannya setahun sekali dalam 'Sandeq Race'. Kejayaan seremonial di setiap hari perayaan proklamasi kemerdekaan tersebut, tidaklah bisa mengembalikan kejayaan Sandeq.

Pelaut ulung di masa silam, tak menggunakan Sandeq untuk beberapa piala, penghargaan dan piagam maupun hadiah berupa uang. Di masa lampau, para pelaut ulung di atas perahu itu, mengapungkan kehidupan dalam keandalan sebagai manusia pemberani, karena mempertaruhankan nyawa di laut lepas.

Kejayaan Sandeq tak lagi terpelihara sebagai suatu budaya, tapi berkecenderungan menuju titik menurun sebagai aktivitas perlombaan olahraga belaka. Korpala Unhas, berkehendak merekonstruksi keberanian para pelaut ulung Sulawesi.

Mereka yang dulu berlayar ke Australia Utara, demi mempertahankan hidup keluarga yang ditinggalkan adalah persembahan keberanian yang tak terkatakan. Inilah budaya Sandeq yang tak bisa diapungkan hanya dengan perlombaan. Ketika segala sesuatu hanya dijadikan objek perlombaan, maka budaya telah dilunturkan untuk menjadi siapa menjadi nomor satu, tercepat dan terdepan dalam mengarungi laut.

Ini merupakan sisipan dari luar yang merusak nilai budaya kearifan lokal. Berlomba dan terus berlomba, adalah kebudayaan festival dari Barat, bukan ranah orisinil kultur masyarakat Sulawesi. Dalam laporan Fajar yang juga diposkan kembali oleh Mandar Online disebutkan, “Sandeq memang merupakan kebanggaan, tapi pada suatu saat hanya akan menjadi kenangan masa silam tanpa upaya yang konkret untuk menyelamatkannya.”

Saat yang dicemaskan oleh Fajar dan Mandar Online, tak akan terjadi sebagai kenangan masa silam belaka. Pelayaran EPA I dan EPA II, merupakan usaha konkret KORPALA-Unhas untuk siap menyelamatkan aset budaya ini. Penyelamatan yang sesuai dengan moto, “Survive With Korpala” .

Sisi kebudayaan yang sangat mengakar antara Sandeq dan orang Mandar yakni kondisi alam mengajarkan kepada masyarakat Mandar bagaimana beradaptasi untuk mempertahankan hidup (meminjam bahasa Durkheim, Struggle for Survival) dan membangun kebudayaannya (http://melayuonline.com). “Struggle for Survival” ala masyarakat Mandar bertemu dalam moto “Survive With Korpala” di ekspedisi ini.

Dalam situs itu disebutkan tentang adaptasi untuk mempertahankan hidup, membuat masyarakat Mandar memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan laut. Pengetahuan itu yakni berlayar (paissangang asumombalang), kelautan (paissangang aposasiang), keperahuan (paissangang paalopiang), dan kegaiban (paissangang).

Pengejawantahan dari pengetahuan tersebut di antaranya adalah: rumpon atau roppong dan Perahu Sandeq. Rumpon merupakan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan yang diciptakan oleh para pelaut Mandar. Perangkap ini terbuat dari rangkaian daun kelapa dan rumput laut. Perahu Sandeq merupakan perahu layar bercadik yang khas Mandar, ramah lingkungan, dan tercepat di kawasan Austronesia.

Dengan perahu tercepat inilah, para pengarung laut muda itu bersama perahu tua, menunjukkan kepada dunia, usia bukanlah penghalang. Bagi mereka yang muda. Inilah saat untuk menggulung lebih banyak pengalaman dengan makan garam di laut yang bergejolak.

Tak ada pelaut ulung, di laut yang tenang. Garam terasa lebih gurih, bila langsung diciduk dari gelombang yang tinggi. Perahu tua itu juga bisa berkata kepada siapapun, bahwa kayu tak lapuk dalam umur yang bergerak. Kayu hanya lapuk dalam umur yang diam dan tak dipergunakan untuk apapun.

Mapala Se-Indonesia

JAKARTA
1. Medical FK Univ Tarumanegara
2. Pataga UNTAG
3. Stupala Univ Borobudur Univ Borobudur
4. Mountaineer 52
5. Aesthetica ISTN
6. Girigahana UPN
7. KMPA Ekacitra IKIP
8. Kapa UI
9. Mapala UI
10. Stapala STAN
11. Aranyacala Univ Trisakti
12. Mega Untar FK Univ Tarumanegara
13. YCABI IISIP IISIP
14. Ompa Tapal IISIP IISIP
15. Pasmax
16. Vanaprastha
17. Marsipala FT Untar Univ Tarumanegara
18. Agrawitaka Univ Prof Dr Mustopo (beragama)
19. Impeesa STIE Perbanas
20. Krisnapala Univ Krisnadwipayana
21. Mapalabi
22. Mapala ABA LPI Indonesia ABA LPI Indonesia
23. Wanapala
24. Camp Stick APP Kampus APP
25. Dhamapala APP Kampus APP
26. Himapala UNAS UNAS
27. Makopala STIK Budi luhur
28. Tramp
29. Arga Ganeca Univ Atmajaya
30. Mahidhara
31. MPA AKADEMI BANK INDONESIA AKADEMI BANK INDONESIA
32. Harsha Pratala STEKPI STEKPI
33. MAPALAYA (MPA.UNIV.JAYABAYA) UNIV.JAYABAYA
34. Himappa STIE Swadaya
35. Astadeca Poltek UI Marganda
36. Talaseta FE Univ.Pancasila
37. Wanacala Univ.Atmajaya
38. Cicera Univ.Pancasila
39. Mapa IISIP Kampus IISIP
40. Edelwels FE Univ Atmajaya,
41. Sapala Ft.UKI
42. SWATALA Univ.Marcubuana
43. MAPALHID Inst.Tek.Al kamal
44. Palmater STMIK Indonesia
45. Manunggal Bawana ITI
46. Wamapala Satyagama
47. Pandapa Univ Darma Persada Pondok Kelapa
48. Meturi UKI Jakarta
49. Imapala Univ. Muh.Prof.Dr.Hamka
50. Mapasat Akademi Tek.Sapta Taruna
51. UMTALA Univ.Mpu Tantular
52. Unisaspala Univ.Islam As-syafiiyah-
53. ARCHAEOPTERIX STTD
54. STACIA - Univ Muh Jakarta
55. Mapena Univ.Muhamadiyah
56. MALAPATI UBK
57. MAPAPTRI(MAHASI SWA PECINTA ALAM PARIWISATA TRISAKTI)


CILEGON-BANTEN
1. MAPALA KRAKATAU FT Univ Sultan Ageng Tirtayasa,
2. Mahasiswa Pecinta Alam STMIK Cilegon
3. MALILA (Mahasiswa LP3i Pecinta Alam)
4. Mapala Lentera-Unsera
5.Mapala Gempa Baja-STMIK Serang
6.Mahapeka-IAIN Serang
7.Matapala-STIA Serang
8.Mapalaut-Untirta Serang
9.Mapa Amic-Amikom Serang
10.Mapalasiu-STIKOM Cilegon
11.Mapala UPI-Serang
12.Mapala Benteng Alam-UNIS Tanggerang
13.Mapala Aryasatya-STMIK PGRI Tanggerang
14.Mapala Ganesha-STMIK Tanggerang
15.Mapala Himala-Pandeglang
16.Palapa-Rangkas


JAWA BARAT
1. ASTACALA Kampus STT Telkom Gedung I
2. ATLAS MEDICAL PIONEER FK. UNPAD
3. BARAWANA UNJANI
4. BRAMATALA, Univ. Widyatama
5. DEWADARU AMIK
6. FPTI
7. GANDAWESI FPTK IKIP
8. GIDEON
9. GIRI MAYA
10. GIRIRAYA UNINUS
11. GUATEMALA UNINUS
12. HIAWATA
13. HIMAPA STIE YPKP
14. HIMBLO Fak. Biologi UNPAD
15. HIMPALA ITENAS
16. HIMAPALA- STT MANDALA
17. HIPAMA AKTRIPA-STIE YAPARI 022 2111027
18. JANA BUANA
19. JANTERA Geografi IKIP
20. JAYAWIJAYA
21. KAMUKA PERWATA (KAPA) FT UI
22. KMPA GANESHA ITB
23. KOLOMETAL STT TEXTIL
24. LAWALATA IPB Kampus IPB Dermaga
25. MAHACILIA A2B
26. MAHACITA IKIP
27. MAHAPEKA IAIN
28. MAHATALA
29. MAHATALA STTIB
30. MAHITALA UNPAR
31. MAPA Gunadharma Gunadharma
32. MAPAGRI ITA
33. MAPAK ALAM UNPAS
34. MAPALA Univ. Jend A. Yani
35. MAPALASKA Univ.Singaperbangsa
36. MAPALIH AIN/FE UNBAR AIN/FE UNBAR
37. MAPELLA UNIV. LANGLANG BUANA
38. MAPEKA Univ. MARANATA
39. MAPENTA UNISBA
40. MARGASOPHANA IKIP
41. MAWARGA FAPERTA UNBAR
42. MPA ATMAWANA Univ. Ibnu Khaldun Bogor
43. NYMPHEAE Jur. Biologi ITB
44. PAL IKOPIN IKOPIN
45. PAL Rimbawan
46. PALAWA-AKPI
47. PALATRA Jl Cikutra Baru (STIE TRIDARMA)
48. PALAWA Univ. PADJAJARAN
49. palapa (pecinta alam politeknik pajajaran bandung)


YOGYAKARTA
1. BMC Akademi Akutansi YPKN Yogyakarta
2. CARAVAN Fak. Peternakan UGM, Yogyakarta
3. GALAKSI 54 Universitas Proklamasi 45
4. GAPADRI Mapala STTNAS Yogyakarta
5. GAPPALA Univ. Duta Wacana
6. GEGAMA Fakultas Geografi UGM
7. GEODIPA Fakultas Teknik UGM
8. HIPALIV IKIP Veteran
9. JANAGIRI Univ. Janabadra
10. KAMAPALA INTAN Institut Pertanian Yogyakarta
11. KAPALASASTRA Fak. Sastra UGM Bulaksumur Yogyakarta
12. MADA WIRNA Gelanggang Mahasiswa UNY
13. MADAPALA Universitas Ahmad Dahlan
14. MAGMAGAMA Fak, Tek. Geologi UGM,
15. MAHIMPA IKIP Muhamadiyah
16. MAPAGAMA UGM Gelanggang Mahasiswa,
17. MAPAKU Fak. Kedokteran Umum UGM, Bulaksumur Yogyakarta
18. MAPALA AKUP ARWAGA Purwanggan Yogyakarta
19. MAPALA BANGKEL
20. MAPALA GREEN PALM ABAYO
21. MAPALA KAPAKATA Institut Pertanian STIPER Yogyakarta
22. MAPALA PRAJAPATHI Akademi Arsitektur YKPN
23. MAPALA STTL
Jl. Janti Km. 4 Gedung Kuning Yogyakarta
24. MAPALA TUNA PATRIA APMD
Jl. Timoho Yogyakarta
25. MAPALA UMY Kampus UMY
26. MAPALA UNISI Universitas Islam Indonesia
27. MAPALA UPN UPN Veteran Yogyakarta
28. MAPALASKA Kampus IAIN
29. MAPALISTA IST AKPRIND,
30. MAPAPERTA Fak. Pertanian Sarjana Wiyata
31. MAPASADHA Universitas Sanata Dharma
32. MAPASTIE YKPN STIE YKPN,
33. MAPEAL AMP YKPN Kampus komplek Balapan Yogyakarta
34. MATALA BIOGAMA Fakultas Biologi UGM
35. MATEPA FNT UGM Kampus UGM, Bulaksumur Yogyakarta
36. MAYESTIK 55 Fak Hukum UGM , Bulaksumur Yogyakarta
37. MPA Cakrawala STIE Widya Wiwaha
38. MPA ELGAMAZI Akademi Gizi Depkes RI, Yogyakarta,
39. MUSHROOM Sekolah Tinggi Ekonomi Yogyakarta
40. PALAPSI Fak. Psikologi UGM , Bulaksumur Yogyakarta
41. PALLAWA Univ. Atmajaya
42. PALMAE Fak. Ekonomi UGM, Bulaksumur Yogyakarta
43. PLANTAGAMA Fak. Pertanian UGM, Bulaksumur Yogyakarta
44. RIPALA( Arama Riau Pencinta Alam)
45. SASENITALA ISI Kampus ASRI Gampingan Yogyakarta
46. SETRAJANA FISIPOL UGM
47. SILVAGAMA Fak. Kehutanan
48. WAMADIKA STMIK AKAKOM
49. WAPANTARA STIMIK DIAN NUSWANTORO,
50. REPALA BHIPA
51. DELTA MOUNTAINEERING & SCINCE CLUB
52. MERMOUNC Yogyakarta
53. ARWAGA
54. FPTI


JAWA TENGAH
1. MAPALA MITAPASA
2. GOPALA VALENTARA
3. GARBA WIRA BHUANA
4. HIPALA (himpunan insan pecinta alam)
5. Sentraya bhuana
6. Nitrogen
7. SANPALA 313


JAWA TIMUR
1. MAPENSA FAPERTA
2. AKASIA Fak. Hukum Univ. Jember
3. MAPALA UMJ Univ. Muhamadiyah Jember
4. IMAPALA STIE MANDALA
5. MAHAPALA D3 F.SASTRA UNIV. JEMBER
6. DIMPA Univ. Muhamadiyah
7. HIMPAS VIGENECVARA STIE
8. WIGAPALA Kampus II Univ. Widyagama
9. HIPAWIDHA Univ. wisnu Wardhana
10. GENENDRAGIRI Poltek Unibraw
11. IMPALA Univ. Brawijaya
12. KAPA 85 Univ. Gajayana
13. IMPA EDELWEIS STTIBA
14. GEMAPITA FKIP Univ. jember
15. SWAPENKA F.Sastra Univ. Jember
16. MAHAPENA Fak. Ekonomi Univ. Jember
17. KAMAPALA RANTI PAGER AJI Univ. Islam
18. SIKLUS UKPLH ITS
19. MAPAWIKA, MAPAWIDYA KARYA
20. PARAGIRINDRA IST Palapa
21. GHUBATRAS Univ. Bangkalan
22. PARADISODA STIMI
23. IMAPAL STIEKEN STIKEN Jaya Negara
24. JONGGRING SALAKA Univ. Negri Malang
25. MAPAWIKA Univ. katolik Widyakarya
26. MAHAPALA STIA
27. IMAPALA Univ. Merdeka
28. WAMPELHI STIH
29. HIMAKPA ITN
30. HIMAPALA Univ. Negri Surabaya
31. HMPA BEKISAR Poltek Pertanian Univ. jember
32. PATAGA UNTAG
33. MAHISAPALA Univ. WR. Suprapman
34. MPA WIKAR UNIV WIDYA KARTIKA
36. PAWITRA IKIP PGRI
37. HIMAPASTI STIKOM
38. MAPALAS Univ. Dr. Soetomo
39. MAHAPALA UPN Veteran
40. WANAPUBA UNIV PUTRA BANGSA
41. MAPALA KAWARU Univ. Wijaya Kusuma
42. MAPAUS UBAYA Univ Surabaya
43. MAPALA STIE PERBANAS
44. MAHAPALA STIESIA
45. WANALA UNAIR
46. KPLA FKG UNAIRJl Prof Dr Moestopo Surabaya
47. AESCULAP Kampus FK Unair
48. HIMPA WISNU CITRA IKIP PGRI
49. TERAS TIMUR GEMA Kampus Ketintang Surabaya
50. MAPAS ITATS
51. PANCALIUNIKAR Univ Kartini
52. MAPARA Univ Bhayangkara
53. MAPALSA IAIN Sunan Ampel
54. MATRAPALA Univ Kristen Petra
55. WATALA Univ Muhammadiyah
56. MAPALA JALAWIRA Univ Hangtuah
57. HIMAPAUS Kampus I STIE Urip Sumoharjo


BALI
1. MAPALA MITRA SATYA BUANA (Univ. Pendidikan Nasional)
2. MAPALA CAKRA BUANA POLITEKNIK Negeri Bali,
3. MAPALA CITTA MANDALA UNIV. WARMA DEWA
4. KPA SASDA (SASTRA DAERAH) UNIV. DWIJENDRA
5. MAPALA FIKOM UNIV. DWIJENDRA
6. LOKA SAMGRAHA STKIP NEGERI SINGARAJA
7. WANAPRASTHA DHARMA UNUD
8. MAPALA BUANA GIRI Univ Mahasaraswati
9. MPA “LOKA SAMGRAHA” STKIPN Singaraja
10. PARICAKRA DEWATA KPA
11. BHAYU BUANA TUNGGAL Sekolah Tinggi Pariwista Nusa Dua Bali
12. DHARMA MAHA LOKA STSI Denpasar
13. MPA “dhyana pura” PPLH Dhyana Pura


NTB
1. Palam Akademi Management Mataram
2. Mapala FE Univ Mataram
3. Maternapala Fak Peternakan Univ Mataram
4. Mapala FKIP Univ Mataram
5. Grahapala Rinjani Univ Mataram
6. KAPA - SSC ( Sativa Science Club ) Fak Pertanian UNRAM
7. Wapala Fak Hukum Univ Mataram
8. Mahapala Hendayani IKIP Mataram


NTT
1. Mapala Univ Nusa Cendana



ACEH
1. LEUSER UNSYIAH
2. UMPAL Lhokseumawe


LAMPUNG
1. Matala Stisipol Kampus Stisipol-Stial
2. Poltapala Politeknik Pertanian Unila
3. Racana Raden Intan Kampus Unila
4. Masapala APK
5. Mapala Unila
6. Watala
7. Matrix UM Metro Univ Muhammadiyah
8. MAPEL
9. MASAPALA
10. Katala STIH Muhammadiyah


BENGKULU
1. Ratu Samban Hiking Club
2. Kampala Feperta Univ Bengkulu
3. MAPETALA UNIB Univ.Bengkulu
4. PAFE


JAMBI
1. SIGINJAI Kampus Univ.Jambi Telanaipura
2. MAPALA GITASADA Univ. Batanghari
3. MAKOPALA DIMITRI AMIK
4. MAPALA TAPAK RIMBA AKUBANK Muhammadiyah
5. MAPALA PELANGI BIRU ASM
6. KPA Wahana Anak Elang Alam Gunung
7. KPA Eiger Mountaineering Club
8. KPA Sadar Wisata Pinang Sebatang
9. KPA Ranger Sungai Penuh
10. Gema Cipta Persada
11. Dourchilla Kerinci
12. Yayasan Gita Buana Club



RIAU
1. Mapala Univ Riau
2. PA UNIV RIAU Pangkal Pinang
3. HUMENDALA Universitas Riau Kampus Binawidya
4. HIMAPEKA WARADIPA Univ Lancang Kuning Pekanbaru Riau


SUMATRA BARAT
1. Hippoccrates Emergency Team SEMA FK UNAND
2. KOMMA UNAND KAMPUS FAPERTA UNAND
3. MAPALA BLAISE PASCAL
4. MAPALA GREEN JUSTICE KAMPUS FAK HUKUM UNAND
5. MAPALA IKIP PADANG/MPALH UNP Univ Negeri Padang
6. MAPALA KACU BIRU Univ EKA SAKTI
7. MAPALA PROKLAMATOR Universitas Proklamator Bung Hatta
8. MAPALA UNAND
9. MAPALA UNIV VETERAN REPUBLIK INDONESIA
10. MAPALA VIVO ATIP
11. RAFLESIA FMIPA UNAND
12. WAPALASTIE “KBP” Kampus STIE “KBP”
13. MPU MAPALA POLITEKNIK NEGERI PADANG


SUMATRA SELATAN
1. Gemapala Wigman FH UNSRI
2. Ikatan Mahasiswa Petala UNSRI
3. IMPALM FAPERTA UNSRI
4. Mafesripala FE UNSRI
5. MAFESRIPALA FE UNSRI Kampus FE UNSRI
6. MAPALA BINA DHARMA STIE-STMIK Bina Dharma
7. Metadiga UNSRI
8. Sabak FMIPA Univ Sriwijaya


SUMATRA UTARA
1. HIMALAYA UISU KAMPUS UISU
2. EUREKA Kampus ISTP
3. GASI - UMA Univ. Medan Area
4. GEMPITA UNIKA SHANTHO THOMAS
5. GMPA ITM Institut Teknologi Medan
6. GREEN CAMP Perbanan
7. KOMAPALA PANCA BUDI
8. KOMPAS USU Kampus USU
9. MAHATALA NOMMENSEN
10. PARINTAL FP USU


SULAWESI TENGAH
1. MAPATALA Univ Tadulako
2. SAGARMATHA MPA Kampus Fak Pertanian Univ Tadulako
3. MAPALA SANTIGI FISIP Universitas Tadulako
4. Mahacita Gawalise STIE PB
5. Mapala Unis.Muh.Palu
6. MAPATALA


SULAWESI SELATAN
1. MAHADIPA
2. MAPALA ATMAJAYA MAKASSAR
3. MAPALA POLITEKNIK
4. MAPALA UMI
5. MAPALA SWARA BHUWANA UKI PAULUS
6. MAPALA UVRI
7. IMPALA KAMPUS UNHAS
8. MAPALA STIE YPUP
9. SAR UNHAS
10. MAPALA 45
11. KORPALA UNHAS
12. SINTALARAS
13. MAPALA STIEM
15. KPA GARIS INDONESIA



SULAWESI TENGGARA
1. MAHACALA
2. MAPALA UNSULTRA
3. KORPS CITAKA INDONESIA
4. MAPALA USN


SULAWESI UTARA
1. MPA AVESTARIA
2. JUSTITICA
3. EQUIL


KALIMANTAN BARAT
1. MAPALA UNTAN PKM UNTAN
2. MEPA UNTAN
3. MAPA SILVA
4. Mapala Teknik Fak Teknik UNTAN
5. MAKUMPALA FH UNTAN
6. GEMPAR FKIP UNTAN
7. GEMPA FISIP UNTAN PONTIANAK


KALIMANTAN SELATAN
1. MAPALA PIRANHA FAK PERIKANAN UNLAM
2. MAPALA HUKUM FAK HUKUM UNLAM
3. EKA TRADITHEC KAMPUS UPAYA
4. MAPALA “SYLVA”FAHUTAN UNLAM
5. MPA FISIPIONER Kampus Fisip UNLAM
6. GRAMENIA Gd III Lt 2 FAK PERTANIAN UNLAM
7. WIRA ECONOMICA Mapala Fak Ekonomi
8. ORYSA SATIVA Kamp Uvaya
9. ARGAPALA
10. KOMPAS Borneo Unlam
11. Orpala Kayakat
12. Jakawana
13. Kinabalu Nature Lover
14. Wanariva P.O.Box 160 Banjarmasin
15. Repala Nusantara
16. Waparasa
17. ARGAPALA Lambung Mangkurat
18. IMPAS-B FKIP UNLAM BANJARMASIN


KALIMANTAN TENGAH
1. KMD COMODO MPA UNPAR


KALIMANTAN TIMUR
1. IMAPA UNMUL Univ Mulawarman


MALUKU
1. MAPALA “ KEWANG MALUKU HIJAU” Fak Pertanian Univ Pattimura Ambon 97233
2. MAFISPALA Fak ISIP Univ Pattimura Ambon 97233
3. KELOMPOK STUDI & MAHASISWA PECINTA ALAM Universitas Kristen Maluku Ambon
4. MEPA Fak Ekonomi Univ Pattimura Ambon 97233
5. DARUSSALAM MAPALA (DARMAPALA) Kampus Universitas Darussalam
6. MATEPALA Fak Tekhnik Lt 1 R 8-20 Universitas Pattimura Ambon

Riani Djangkaru

“Aku arungi seribu laut, aku daki sejuta gunung, demi satu KesempurnaanMu, tinggi diatas sana keagunganMu aku temui, di puncak-puncak dunia”

Anak pertama dari empat bersaudara ini mulai terkenal sejak menjadi presenter Jejak Petualang tayangan TV7 tahun 2002 – 2006. Riyani semakin terkenal di pertengahan tahun 2005, karena virus dengan namanya menyebar dan menginfeksi banyak komputer.
Adalah seseorang yang bernama Riyani Djangkaru, lulusan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor ini sekarang masih bekerja di dunia pertelevisian meski tak lagi menjadi presenter “Jejak Petualang”. Riyanni terlihat di Trans 7 dalam “Redaksi Pagi” sebagai presenter “Jalan Pagi” serta Sportawa.
Awalnya wanita berdarah Garut dan Palembang ini ingin menjadi news presenter. Meski lowongan untuk presenter olahraga telah lewat, Riyanni tetap mengirimkan lamaran. Setelah menyisihkan ratusan orang, wanita dengan tinggi 168 cm ini pun didapuk menjadi presenter Jejak Petualang.

Riyanni menikah dengan Deni Priawan pada bulan Februari 2006. Dari pernikahan ini, mereka telah mempunyai seorang anak, Brahman Ahmad Syailendra.

She says :”adik-adiku yang manis!! calon penghuni hutan paling imut!”

Pekerjaan : Presenter Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu)
Hobby : Membaca dan Traveling
Favorit movie : Vertical Limit
Favorite TV Shows : Jejak Petualang – Selamat Pagi ( Trans 7)
Zodiac : Aquarius
Mengawali karir di dunia televisi. Jejak Petualang (JP) adalah sebuah program acara outdoor yang secara ekslusif menampilkan keanekaragaman budaya-alam Indonesia. Mendaki gunung, arung jeram (rafting) menyusuri gua terpencil (caving), menyelam (diving) dan mengikuti upacara adat, adalah suguhan utama

“Pengenalan dan Penyatuan Jiwa dengan Alam adalah sebuah perjalanan paling berharga yang aku temui di Jejak Petualang” tuturnya.

Setelah TV7 ber-evolusi menjadi Trans7. JP mendapatkan porsi yang lebih banyak, dengan tayang setiap hari pukul 17:00 ( dahulu seminggu sekali). Karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga baru. Aku tidak ikut lagi dalam petualangan di JP. tapi tetap didunia petualang. Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu) dalam salah satu segmen-nya.program wisata kota (rekreasi).. sedikit beda dengan JP, tapi lumayan mengurangi kerinduanku pada Jiwa Petualang.

Taman Nasional Bantimurung

          Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung terletak sekitar 30 km dari Bandara Hasanuddin baru, 60 km dari Kota Makassar, luas wilayah ± 43.750 Ha. Secara administrasi pemerintahan, kawasan taman nasional ini terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Secara geografis areal ini terletak antara 119° 34’ 17” – 119° 55’ 13” Bujur Timur dan antara 4° 42’ 49” – 5° 06’ 42” Lintang Selatan. Secara kewilayahan, batas-batas Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, Barru dan Bone, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. 
          



          Di taman nasional Bantimurung, ada beberapa obyek wisata yang dapat dikunjungi, seperti air terjun Bantimurung, Museum Nasional Kupu-kupu, Gua Batu dan Gua Mimpi.           

          Air Terjun Bantimurung merupakan salah satu obyek wisata alam di Sulawesi Selatan yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Air terjun ini lebarnya sekitar 20 meter dan tingginya sekitar 15 meter, dengan kedalaman air di bawah air terjun antara 0,1-1 meter. Airnya yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun sangat nyaman untuk kita mandi di sana. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air selama ratusan tahun.

           Bukan cuma Museum Nasional Kupu-kupunya, tapi taman ini menjadi habitat berbagai spesies kupu-kupu langka, sehingga orang Belanda pernah menjuluki tempat ini sebagai “Kingdom of Butterfly”. Bahkan, seorang naturalis asal Inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah tinggal di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk meneliti 150 spesies kupu-kupu yang hidup di area ini.


Dokumentasi: Korpala Unhas



Bislab

          Terletak di desa Pattunuang Asue Kab. Maros Sulawesi Selatan. Kawasan ini sangat ideal sebagai daerah tujuan wisata petualangan, panjat tebing dan pendidikan. Di kawasan ini terdapat batu besar yang berbentuk perahu, yang menyimpan legenda menarik. Menurut cerita rakyat, pada zaman dahulu pernah ada saudagar dari negeri Cina datang untuk melamar dan mempersunting gadis Samangki. Namun, karena lamarannya ditolak akhirnya saudagar tersebut malu dan mengkaramkan perahunya yang kemudian membatu. Batu tersebut dikenal dengan julukan Biseang Labboro dan biasa disebut Bislab, yang artinya perahu terdampar.

          Bislab bagi Korpala Unhas sebagai entri point dalam melakukan aktivitas Pendidikan Dasar, karena dikawasan ini terdapat dua bidang operasional yang lagsung dapat diperkenalkan kepada anggota muda seperti Susur Gua dan Panjat Tebing dengan lokasi yang saling berdekatan, selain itu beberapa materi dapat diaplikasikan dengan mudah karena alam telah meyiapkannya untuk kita maknai, lokasi yang relative terjangkau menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi oleh organisasi Pencinta Alam (PA) dan Civitas Akademika, hal ini terlihat pada saat-saat pengkaderan Mahasiswa baru, dibeberapa titik terdapat beberapa organisasi BEM dan SENAT melakukan pengkaderan Mahasiswa Baru pada waktu bersamaan. Selain itu juga kawasan ini merupakan tempat persinggahan mobil angkutan yang akan keluar daerah sekedar mengisi kokosongan perut selama perjalanan dengan menu khas Maros yaitu Gogos….
          Kasawan ini juga dalam waktu dekat ini akan dilengkapi dengan wahana Waterboom sebagai lokasi rekreasi untuk mengisi waktu libur anda, tentunya bagi anda yang memiliki balita jangan khawatir karena di tempat ini juga akan disediakan kolam khusus buat balita, anak-anak dan kolam renang untuk orang dewasa….


 











Dokumentasi: Korpala Unhas

Gua di Sulawesi Selatan

GUA VERTIKAL

Lubang Leang Pute
Gua Leang Pute merupakan gua vertikal yang terletak di Dusun Pattiro, Desa Labiaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Gua ini tersusun dari batu gamping dan merupakan bagian dari komplek karst Maros. Lebar mulut Gua Leang Pute 50-80 m, dan kedalaman 200-270 m.

Lubang Dinosaurus
Gua Dinosaurus terletak di Dusun Pattiro, Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Seperti halnya Gua Leang Pute, gua ini pun merupakan gua vertikal yang tersusun dari batu gamping. Lebar mulut Gua Dinosaurus berkisar antara 80-100 meter dengan kedalaman 150-180 meter.

Lubang K20
Gua K20 terletak di Kappang, Km.57, Kabupaten Maros. Gua ini merupakan gua vertikal dengan lebar mulut gua berkisar antara 2 - 5 meter. Gua ini memiliki kedalaman 130-160 meter. Batuan gua ini adalah batu gamping sama halnya dengan gua-gua lain di Maros.

Lubang Tomanangna
Gua Tomanangna terletak di Dusun Langko,Kappang, Kabupaten Maros. Seperti halnya Gua Leang Pute, gua ini pun merupakan gua vertikal yang tersusun dari batu gamping. Lebar Mulut Gua : 30 - 50 m dan kedalaman Gua : 190 m

Lubang Kapa-kapasa
Gua Lubang Kapa-kapasa merupakan gua vertikal yang terletak di Dusun Kapa-kapasa, Kabupaten Maros. Lebar Mulut Gua berkisar antara 10 - 15 m dengan kedalaman gua : 210 m. Batuan yang menyusun gua ini adalah batu gamping sama halnya dengan gua-gua lain di Maros.

Lubang Lantang Huu
Gua Lubang Lantang Huu terletak di Leang Rakko, Kabupaten Maros. Lebar mulut gua berkisar antara 5 - 8 m dengan kedalaman gua 50 m. Batuan yang menyusun gua vertikal ini adalah batu gamping.

Lubang Baba’
Gua Baba’ merupakan gua vertikal yang terletak di Desa Pangia, Kec. Simbang, Kabupaten Maros. Lebar mulut gua berkisar antara 2 - 3 m dan kedalaman gua 40 m. Batuan yang menyusun gua ini adalah batu gamping sama halnya dengan gua-gua lain di Maros.

Gua Padaelok
Gua Padaelok terletak di Desa Pangia, Kec.Simbang, Kabupaten Maros. Seperti halnya Gua Leang Pute, gua ini pun merupakan gua vertikal yang tersusun dari batu gamping. Lebar mulut gua Padaelok berkisar antara 5 - 10 meter dengan kedalaman 54 meter.



GUA HORIZONTAL

Gua Patta
Gua Patta terletak di Leang Rakko, Desa Pangja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Gua ini merupakan gua horizontal dengan panjang total 950 m. Gua yang tersusun dari batu gamping ini tergenang air yang bersumber dari dalam gua itu sendiri.

Gua Sammani
Gua Sammani merupakan gua horizontal yang terletak di Leang Rakko, Desa Pangja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Panjang gua ini 400 m. Berbeda dengan Gua Patta, Gua Sammani merupakan gua batu gamping yang kering.

Gua Suleman
Gua Suleman terleetak di Dusun Pattunuang, Desa Samanggi Kec. Simbang. Panjang gua batu gamping ini sekitar 850 m. Kondisi Gua Suleman sedikit berair dan berlumpur. Untuk mencapai gua ini bisa digunakan angkutan dari Makasar-Patunuang Asue dengan waktu tempuh selama 3 jam.

Gua Saripa
Gua Saripa merupakan gua horizontal yang terletak di Dusun Ta’deang, Desa Semanggi, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Untuk mencapai gua ini dapat digunakan angkutan dari Makassar-T’deang dengan waktu tempuh 3 jam. Panjang Gua Saripa kurang lebih 1200 m. Gua batu gamping ini, sama halnya dengan Gua Suleman, sedikit berair dan berlumpur. Sumber air gua ini adalah Sungai Pattunnuang.

Gua Hamid
Gua Hamid terletak di Dusun Ta’deang, Desa Samanggi, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Untuk mencapai gua ini bisa digunakan angkutan trayek Makasar-Ta’deang dengan waktu tempuh selama 3 jam. Sama seperti Gua Patta, gua horizontal ini bersifat kering. Panjang Gua Hamid adalah 500 m. Sumber air gua gamping ini adalah Sungai Pattunnuang.

Gua Anjing
Gua Anjing merupakan gua gamping bersifat horizontal. Gua ini terletak di Dusun Ta’deang, Desa Samanggi, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Lumpur dan air gua berasal air dari Sungai Pattunnuang. Panjang Gua Anjing adalah 400 m.

Gua Saloaja
Gua Saloaja merupakan gua horizontal yang terletak di Dusun Pattunnuang, Desa Samanggi, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Gua ini merupakan gua gamping yang berair. Sumber air Gua Saloaja berasal dari Sungai Pattunnuang. Panjang gua ini sekitar 800 m.

Gua Kharisma
Gua Kharisma merupakan gua horizontal yang terletak di Dusun Kappang, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Gua ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum Makassar-Kappang dengan waktu tempuh 3,5 jam. Gua gamping ini kering dengan panjang 330 m. Sumber air untuk gua ini dari mata air di Km 58.

Gua Saleh
Gua Saleh merupakan gua gamping yang terletak di Desa Pangia, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Untuk mencapai gua ini, dari Makassar dapat digunakan kendaraan umum. Makassa-Pangja dapat ditempuh dalam waktu 3 jam. Gua ini merupakan gua kering yang memiliki panjang total 300 m.

Gua Pamelakang Tedong
Pamelakang Tedong memiliki arti “Tempat Pembuangan Kerbau”. Gua Pamelekang Tedong merupakan gua berair yang tersusun atas batu gamping. Gua dengan panjang 151,11 m terletak pada 25 dpl. Gua ini berada di Dusun Bellae, Desa Biraeng, Kecamatan Perwakilan Minasatene, Kabupaten Pangkep.

Gua Katalangang Erea I
Katalangang Erea I mempunyai arti “Tempat Yang Tegelam”. Gua Katalangang Erea I terletak di Dusun Bellae, Desa Biraeng, Kecamatan Perwakilan Minasatane, Kabupaten Pangkep. Gua gamping ini memiliki panjang total 188,01 m dengan kondisi gua yang berair. Gua Katalangang Erea I berada pada tebing yang berjarak 1,5 km dari jalan raya.

Gua Loko Tojolo
Gua Loko Tojolo berada di Dusun Buntu Kayan, Desa Sumilan, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Gua ini merupakan bagian dari kawasan karst Enrekang, terletak di dekat Gunung Buttu Kayan. Loko Tojolo berarti ‘Orang-Orang Dulu’

Gua Rabun
Gua Rabun terletak di Dusun Tangsa, Desa Benteng Alla, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Gua ini merupakan bagian dari kawasan karst Enrekang dengan gunung terdekat adalah Gunung Buttu Ala. Gua Rabun tersusun dari batu gamping dengan sedimen gua berupa tanah. Rabun mengandung arti ‘Kematian’.

Gunung Balease

Gunung Balease berada pada desa bantimurung bone - bone Kabupaten Luwu utara Sulawesi Selatan, gunung ini terletak di pegunungan yang terbentang dari bone - bone ke Masamba dengan ketinggian 2894 mdpl, akan tetapi kita harus melalui gunung Tolangi dengan ketinggian 3016 mdpl. Di sinilah para pendaki sering salah sangka mengira puncak Tolangi adalah puncak Balease padahal kita mesti berjalan lagi sekitar 3 jam dan melewati beberapa gunung dan lembah .

Alasan itulah kenapa puncak Balease dikatakan puncak tersulit di Sulawesi Selatan, itu di karenakan harus melewati puncak Tolangi dimana pada jalur pendakian ini masih di penuhi hutan dengan vegetasi padat, dan pada jalur pndakian yang curam dan sulitnya sumber air sepanjang jalur ini.

Tips untuk Balease:

* Setiap orang harus siapkan jerigen 5 liter
* Bawalah kerel 50liter saja, jika 70 liter ke atas, menyangkut di jalan
* Ransum di lebihkan 2 - 3 hari
* 5 hari juga bisa, tetapi fisik dan mental harus fit
* Selalu berdoa
* Siap - siap survival
* Tanda - tanda jalur ada pita warna biru, orange, dan kuning.
* Jarang akan terpisah, karena jalurnya sangat padat vegetasi
* Naik pada musim hujan, agar selalu mendapat air
* Selalu memakai lengan panjang, sepatu, dan celana panjang, karena sepanjang jalan banyak duri rotan, dan pacet.
* Hati - hati di seruduk Anoa

Gunung Bawakaraeng

Bawakaraeng adalah suatu penamaan versi terbaru dari gunung yang disakralkan masyarakat Bugis Makassar. Bawakaraeng inilah yang kemudian diekspos secara besar-besaran oleh para antropolog, sosiolog, dan etnographer (peneliti bidang budaya, suku, dan ras) Belanda. Maksud tersembunyi dari penamaan itu agar masyarakat mengalami perubahan atau perombakan keyakinan. Sebelumnya masyarakat Patuntung meyakini bahwa Tuhan tak bias disosialisasikan atau dipersamakan dengan apapun dari mkhluk ciptaan-Nya.

Kemudian muncul keyakinan baru atau sekte sempalan Patuntung bahwa Tuhan ternyata memiliki gambaran dengan ciptaan-Nya. Persamaan itu yakni Tuhan secara konotatif memiliki mulut pada sebuah gunung. Meskipun hanya secara simbolois. Bawakaraeng adalah symbol dari persamaan Tuhan dengan ciptaan-Nya. Dari gunung itu, terdapat bagian dari Tuhan yang bias terlihat, terpegang, terinjak dan bias dipuja-puja. Bagian tersebut adalah mulut-Nya. Sekte sempalan itu berhasil dikontrol Belanda menuju suatu keyakinan keberhalaan. Penamaan Bawakaraeng adalah fundamen keberhalaan tersebut. Bawakaraeng dari segi makna dasar : “Bawa” yang berarti (mulut) dan “Karaeng” yang berarti (Tuhan). Masyarakat meyakini jika telah melihat Mulut Tuhan, maka Tuhan bukan lagi yang Maha Ghaib dan juga Maha Tunggal. Ini proses sistematis Belanda dalam kolonialisme spiritual.

Jika keyakinan masyarakat Bugis Makassar runtuh, maka semuanya akan mudah diruntuhkan. Pelan-pelan dan terencana dengan matang, belanda menyortir semua unsur keyakinan tentang Sang Maha Tunggal dan menggantinya dengan Berhala ber-Tuhan Banyak. Jika keyakinan Patuntung diruntuhkan. Maka pada akhirnya keyakinan Islam yang masih belum lama diterima oleh penganut Spiritual Patuntung akan mudah diruntuhkan pula. Sampai sekarang sekte Sempalan Patuntung itu masih ada dan melakukan ritual mistik di Gunung tersebut. Meskipun unsure ritual itu sudah diadoni dengan bumbu-bumbu ke-Islam-an, tapi karena fundamennya berasal dari keberhalaan bentukan Belanda. Maka ritual itu merupakan suatu Syirik besar, karena mempersekutukan Allah SWT.

Hanya Patuntung versi Kajang yang tidak terpengaruh oleh kolonialisme spiritual ala Bawakaraeng. Nama “Bawakaraeng” tak diakui dalam “Pasang ri Kajang” Belanda sama sekali tidak pernah menjajah atau menduduki Kajang. Tiga kerajaan besar seperti Luwu, Bone dan Gowa, bahkan secara resmi member perlindungan khusus kepada Kajang. Tiga kerajaan itu juga tidak pernah mengekspansi Kajang. Bohe amma Towa, malah menjadi penasehat spiritual di tiga kerajaan, saat terjadi perang antara Gowa dan Bone, Kajang terhindar dari pertikaian berdarah tersebut.

Gowa menganugerahi penguasa territorial Kajang dengan sebutan karaeng (orang yang dimuliakan), tapi istilah “Karaeng” hanya dipakai selama masa jabatan penguasa territorial tersebut, bila masa jabatan berakhir, berakhir pula sebuatan kekaraengan. Jadi di Kajang, tak berlaku istilah Karaeng, sebagaimana lazimnya dalam masyarakat Makassar. Meskipun dari segi wilayah dan suku, kajang masi termasuk suku Makassar, bagi mereka istilah Karaeng tak berarti apapun, kecuali hanya sebagai penghargaan kepada pemerintah. Jadi Karaeng tak pernah bias diartikan sebagai Tuhan atau sesuatu yang di per-Tuhan-kan.
Menurut BapakAbdul Kahar Muslim (Deklarator/pendiri Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dan Tokoh Adat Kajang), nama sejati dari Gunung tersebut adalah Boho Karaeng. Rincian maknanya adalah “Boho” berarti (Puncak) dan “karaeng” berarti (Kemuliaan). Meskipun namnya adalah “puncak kemuliaan” bukan berarti jika seseorang telah mendaki hingga tringulasi, bererti telah mencapai puncak kemuliaan. Istilah itu didasarkan pada spiritualitas Patuntung yang bersifat Ekologis Sentris. Sifat ini berdasarkan pada satu epicenter Teori yakni manusia, lingkungan, hewan, dan tumbuhan berada dalam satu makrokosmos dan mikrokosmos yang tak terpisahkan.

Mendaki menuju “puncak kemuliaan” berarti siapapun yang berada di Gunung tersebut harus berbuat kemuliaan dalam segala niat dan pengalaman. Pendaki tidak boleh melakukan perbuatan terlarang secara etika dan moral. Menurut beliau “Jika kamu sudah mendaki berkali-kali pada BohoKaraeng. Maka belajarlah, latihlah, dan didiklah dirimu selalu dalam kearifan dan kebijakan. Karena itulah makana inti dari kemuliaan pada puncak gunung tersebut.
Jum’at 26 maret 2004 pukul 14.00 wita selama 5 menit terjadi Longsor yang menimbun sebagian kecil persawahan dan pemukiman penduduk Dusun Lengkese (Dusun Bawakaraeng) dan perkebunan di Parangkeke (Panaikang),korban yang dinyatakan hilang berjumlah 32 orang, korban meninggal 9 orang, seorang ditemukan di Lengkese dan 8 orang ditemukan di Lermbah Lowe.
Gunung Bawakaraeng berjarak kurang lebih 75 km dari kota Makassar.Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.Bawakaraeng terdiri dari bukit - bukit yang berjejer megah. Bukit tertinggi memiliki tinggi sekira 2.700 meter di atas permukaan laut. Untuk mendakinya sampai ke puncak, kita harus menyusuri dua bukit dan 10 pos jalur pendakian. Pepohonan lebat beragam jenis, kabut tipis, sungai kecil, dan pelbagai keindahan alam lainnya akan menghiasi setiap jalur pendakian dari pos ke pos hingga ke puncak.

FENOMENA MISTIS

Pada 1980 - an, seorang pendaki wanita bernama Noni bunuh diri di pos 3 Bawakaraeng. Dia menggantung dirinya di sebuah pohon. Dugaan penyebabnya karena patah hati. Pohon itu masih berdiri hingga kini. Bentuknya angker, seangker kejadian di baliknya. Batangnya besar bercabang, daunnya habis tak tersisa. Bagi yang sudah mendaki Bawakaraeng, pasti kenal betul dengan pohon itu karena pohon itulah yang menjadi penanda pos 3.

Karena alasan mistis, para pendaki enggan mengabadikan pohon itu dalam bentuk foto maupun video. Bahkan mereka juga enggan singgah di pohon itu. Beberapa kesaksian menjelaskan bahwa kejadian aneh terjadi waktu mereka singgah di pohon itu: tiba - tiba hujan, angin kencang, dan lainnya, entahlah!

Beberapa pendaki juga meninggal di Bawakaraeng. Badai, suhu dingin, kelaparan, adalah sebagian dari penyebabnya. Pusara yang terpasang menjadi penanda sejarah mereka. Paling terakhir, meninggalnya dua mahasiswa Geologi Universitas Hasanuddin, Awy dan Iccank, di Pos 5 karena badai.


RITUAL DI BAWAKARAENG

Setiap hari raya Idul Adha, banyak warga dari berbagai daerah menuju ke puncak Bawakaraeng untuk melakukan salat Idul Adha dan ritual. Mereka datang sehari sebelum hari raya dan bermalam di puncak dengan bekal dan pakaian seadanya. Esok subuh, mereka pun memulai salat Idul Adha dan ritual. Mereka memberikan sesajian - sesajian untuk mencari berkah dan keselamatan: gula merah untuk mencari manisnya dunia, kelapa untuk mencari nikmatnya dunia, lilin untuk mencari terangnya dunia, dan sebagainya.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa warga ke puncak Bawakaraeng untuk melaksanakan ibadah haji, tapi pendapat tersebut dibantah oleh Tata Rasyid, penjaga dan penolong Bawakaraeng. Dia menegaskan, " Yang benar itu warga naik ke puncak untuk lebaran haji, bukan naik haji. Naik haji itu di Mekkah."

Untuk mencapai puncak Bawakaraeng terdapat beberapa alternative jalur yang dapat ditempuh. Namun jalur Lembanna-Bawakaraeng merupakan jalur yang paling banyak dipilih oleh para pendaki. Desa Lembanna yang terletak di kaki Gunung berada di ketinggian 1400 mdpl dapat dicapai dengan perjalanan darat selama 3 jam dari kota Makassar.

Rute Pendakian: Makassar-Lembanna-Bawakaraeng
• Pendakian dimulai dari Desa Lembanna menuju Pos 1 dengan melewati perkebunan sayur penduduk dan hutan pinus dengan jarak tempuh 45 menit.
• Pos 1 menuju Pos 2, waktu tempuh waktu 45 menit.
• Pos 2 menuju Pos 3, medannya belum terlalu sulit sehingga dapat ditempuh selama 15 menit, di Pos 3 terdapat aliran sungai kecil yang jernih dan beberapa tempat yang nyaman untuk mendirikan tenda.
• Pos 3 menuju Pos 4, waktu tempuh 45 menit.
• Pos 4 menuju Pos 5, waktu tempuh 60 menit, di Pos 5 terdapat sumber air.
• Pos 5 menuju Pos 6, mulai mendaki dan agak terbuka karena terdapat banyak pohon tumbang sepanjang perjalanan, waktu tempuh 60 menit.
• Pos 6 menuju Pos 7, waktu tempuh 45 menit.
• Pos 7 menuju Pos 8, waktu tempuh 60 menit, di Pos 8 terdapat sumber mata air yang dikenal dengan sebutan Telaga Bidadari.
• Pos 8 menuju Pos 9, waktu tempuh 45 menit, selama perjalanan kita dapat menikmati keindahan padang Edelweis.
• Pos 9 menuju Pos 10, waktu tempuh 30 menit, di Pos 10 terdapat Triangulasi yang menandakan Puncak Bawakaraeng pada ketinggian 2705 mdpl.

Menuju Puncak terdapat beberapa alternative :
1. Makassar-Lembanna-bawakaraeng : 3 hari PP
2. Makassar-Kanreapia-Bawakaraeng : 3 hari PP
3. Makassar-Tassoso-bawakaraeng : 3 hari PP
4. Makassar-Tabuakkang/Balantijeng-bawakaraeng : 3 hari PP
5. Makassar-Lanying/Loka Lompobattang_Bawakaraeng : 4 hari PP
6. Makassar-Lembang Bu’ne Lompobattang : 4 hari PP
7. Makassar-Majannang/Raulo Lompobattang-Bawakaraeng : 5 hari PP
8. Dll…..


"Berbagi waktu dengan alam, kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya"
(Soe Hoek Gie)


Sumber: Buletin Lembanna Edisi XI & Blantara Indonesia
Dokumentasi : Korpala Unhas


Gunung Bulusaraung

Gunung Bulusaraung merupakan salah satu gunung yang di kelola langsung oleh pemerintah setempat, gunung Bulusaraung merupakan gunung wisata yang selalu ramai dikunjungi baik masyarakat lokal maupun luar makasar sendiri yang ingin menyaksikan keindahan yang terdapat di gunung ini,gunung ini ternasuk kedalam wilayah Taman Nasional Batimurung Bulusaraung. Taman Nasional ini terbagi kedalam empat zona yaitu zona inti (sanctuary zone), zona rimba (wilderness zone), zona pemanfaatan intensif (intensive use zone), dan zona penyangga (buffer zone). Berdasarkan informasi yang didsapat oleh tim pendakian jejak lampung di sulawesi pembagian zona ini berdasarkan pada hasil pertimbangan potensi kawasan dan urgensi masing-masing zona.

          Pada Taman Nasional ini terdapat sekitar 248 species tumbuhan yang hidup dan menghuni kawasan taman nasional ini.terdapat juga jenis fauna yang endemic di temukan di kawasan ini, diantaranya adalah Kera hitam (maccaca maura) , Burung Enggang kecil (penelopides caseduik), burung Enggang besar (rhiticherius caseddik), Kupu – kupu (triodes holiptron), Kuskus Beruang (pharangerursius), musang (macrogolidia masenbraiki).
Berdasarkan informasi yang didapat dari petugas Taman Nasional Batimurung Bulusaraung, Taman Nasional ini mempunyai banyak potensi pariwisata diantaranya adalah gua pattunuang dan aliran sungai patunuang yang membelah dua kawasan ini.juga ada batu besar yang dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai kapal kandas yang membatu (biseang labboro).yang paling menarik pada taman nasional ini terdapat unit penangkaran kupu-kupu yang dikelola oleh UKSDA sul-sel dan masyarakat setempat tempat ini dijuluki dengan wilayah kerajaan kupu-kupu,trdapat juga air terjun yng tak kalah menariknya yang selalu ramai di kunjungi masyarakat terutama pada masa liburan, serta populasi fauna endemic sulawesi.

           Dengan melihat potensi-potensi yang ada ditaman nasional ini tak heran banyak orang datang untuk mengunjungi dan melihat baik dari kalangan masyarakat,mahasiswa dan pelajar yang datang dari Sulawesi, luar Sulawesi bahkan dari luar Indonesia sendiri.
Gunung Bulusaraung berada di Kecamatan Pangkep dan kecamatan Maros.Untuk mencapai gunung ini, dari Makassar kita harus naik mobil sampai di desa Tompobulu (desa terakhir Gunung Bulusaraung) yang terletak di Kabupaten Pangkep dengan lama perjalanan adalah selama 3 jam.

          Bagi siapa saja yang akan mendaki Gunung Bulusaraung harus memasukkan surat permohonan izin pendakian ke Balai Taman Nasional Batimurung Bulusaraung minimal 3 hari sebelum pendakian. Surat izin mendaki memang wajib diurus bagi siapa saja yang akan mendaki Gunung Bulusaraung karena sejak tahun 2007, Gunung Bulusaraung sudah masuk dalam kawasan Balai Taman Nasional Batimurung Bulusaraung yang kantor pusatnya terletak di kabupaten Maros, dan di bagi dalam 2 seksi yaitu Kantor Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I di desa Kabba kabupaten Pangkep dan Kantor Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II di Kabupaten Maros.
          Gunung Bulusaraung tidak susah untuk di daki, bahkan untuk mencapai puncaknya Cuma dibutuhkan waktu 2 jam. Gunung ini mempunyai 10 pos, dan dari pos kepos Cuma di butuhkan waktu 15 menit mendaki.
Pos 1 sampai dengan pos 4 telah disediakan oleh Taman Nasional tempat untuk beristirahat berupa saung berukuran 3X3 m. Sedangkan tempat yang cocok untuk tempat Ngecamp adalah pos 9. Selain lokasi tempat ngecampnya luas, di pos 9 ini juga terdapat sumber mata air.
Dari pos 9 cuma di butuhkan waktu 15 menit untuk sampai di puncak, dengan jalan yang mendaki dan terjal karena banyak bebatuan. Di puncak gunung Bulusaraung juga terdapat tugu kecil yang menandakan puncak dan juga terdapat pemancar radio milik BTNBB.



Dokumentasi: Korpala Unhas

Puncak Rantemario


          Secara Goegrafis Gunung ini Terletak di utara daerah kabupaten Enrekang, selatan daerah TanaToraja, dan sebelah tenggara daerah Kabupaten Polewali.

AKSES KE SANA
MAKASSAR - ENREKANG - BUNTUDEA ( Baraka )
          Dari Pusat Kota Makassar Pendaki Dapat menggunakan Mobil Angkot (Pete-pete) Menuju Ke terminal Daya Dengan tarif Rp 3000/org. Dari Terminal daya langsung Carter Mobil Enrekang Rp.50.000/org yang langsung menuju ke Baraka sebuah kota kecamatan yang memakan waktu 4-5 Jam. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Gura yang mamakan waktu selama 2 jam sepanjang lintasan terdapat jurang menganga dengan kedalaman 300 m, jalan tersebut sangat rentan longsor dimusim hujan, maka disini rawan sekali kecelakaan.

          Kampung Buntudea Kecamatan Baraka, kabupaten Enrekang merupakan perkampungan kecil yang berada di ketinggian 1500 Mdpl sebagi entry point. Dari sini pendaki harus berjalan kaki pada lintasan setapak yang licin dan berlumpur dengan melewati gugusan jurang yang cukup curam yang rata-rata kedalamannya 300 m dari permukaan air sungai yang mengalir direlung-relung jurang. selain itu pendaki juga akan melewati perkebunan kopi dan jagung.

RANTELEMO-POS 1
Pada star awal perjalanan pendaki akan dihadapkan pada lintasan yang menanjak dengan vegetasi pepohonan yag jarang sehingga jaika penadakian dilakukan pada siang hari akan sangat melelahkan. Dalam perjalanan menujhu pos 1 pendaki akan melintasi sekitar 7 bukit, setelah itu menurun menurun menuju sebuah sungai selebar 5 m dan harus disebrangi. Setelah menyebrangi sungai tersebut pendaki akan dihadapkan kembali pada sebuah bukit dengan tanjakan yang cukup curam membentang sepanjang 100 m. setelah itu barulah pendaki tiba di pos 1.

POS II - POS III
Pos II terletak di ketinggian 1998 Mdpl, kondisi daerah ini cukup sempit, dengan luas dataran 2x3 m. Namun dem,ikian sangat kondusif untuk bermalam karen a terdapat sebuah sungai. Selepas pos II pendaki akan berjalan menuju lembah yang dalam selama 1 jam dan kembali menapaki tebung yng curam, sepanjang rute ini pendaki dianjurkan waspada karena lintasan ini merupakan yang terberat. setelah itu lintasan sudah mulai tidak berat. menuju pos II diperlukan waktu 2 jam.

Pos III - POS IV
Sepanjang lintasan pos III - IV, medannya menanjak secara stabil sehingga sangat melelahkan dan menjemukkan, namau sepanjang perjalanan banyak terdapat tanaman anggrek liar yang dapat menyedapkan mata.

POS IV - POS V
Pos V berada di ketinngian 2.700 Mdpl. Area sekitarnya dikelilingi oleh pepohonan berukuran besar. Menuju pos VI hawa mulai terasa dingin namun jalur tetap menanjak.

POS VI - POS VII
Di pos VI medan sudah memasuki vegetasi pepohonan subAlpin yang mulai mengecil dan kerdil. Untuk menuju ke pos selanjutnya pendaki harus menapaki empat bukit kecil yang memiliki padang terbuka, selam 1-2 jam.

POS VII - PUCAK RANTE MARIO



           Pos VII berada diarea yang terbuka pada ketinggian 3478 Mdpl. Dari area ini pendaki dapat melakukan summit attack menuju puncak pada pagi hari. Waktu tempuh untuk sampai di pos terakhir adalah 45-60 menit. dari pos terakhir ini puncak Rante Mario masih belum tampak. medan menuyju puncak sangatlah berdebu dan panas saat musim kemarau. Kira-kira 30 menit perjalanan puncak tertinngi di Sulawesi ini barulah kelihatan. Setiba dipuncak pendaki dapat menyaksikan bentangan alam Latimojong yang berbukit-bukit eksostis.



Dokumentasi: Korpala Unhas

Lembah Ramma

Sebuah lembah luas berumput di kaki gunung Bawakaraeng. Dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki dengan medan yang mendaki dan menurun bersama dengan pohon pinus yang siap menemani selama 3-4 jam dari Desa Lembanna. Bukit dan gunung yang memagari menjadi pemandangan yang menarik di tempat ini. Siang hari langit biru menyelimuti dengan awan indahnya sedangkan malam hari lembah ini berselimut hitam dan taburan bintang. Anak sungai di mana-mana, airnya segar mengalahkan minuman bermerk.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, Lembah Ramma ramai didatangi kelompok-kelompok pencinta alam dan mahasiswa. Biasanya, kelompok pencinta alam ke Ramma melalui Kampung Lembanna, Kelurahan Bulu Tana, Kecamatan Tinggi Moncong. Jalur yang cukup landai dengan sajian pemandangan yang sangat indah membuat lembah ini, menjadi lokasi favorit kelompok pencinta alam untuk berakhir pekan.
Lokasinya tersembunyi di antara lereng terjal. Cocok buat si petualang sejati. Perjalanan menuju Lembah Ramma harus menembus kawasan hutan, Awalnya, jalan setapak yang dilalui ini sama dengan jalur yang digunakan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang terkenal. Tapi setibanya di pertigaan diantara pos 1 ke pos 2 belok jalur kanan, bertandakan Batu Besar yang diatasnya bertuliskan Ramma.
Setibanya di puncak sebuah bukit, Anda bisa menikmati keindahan alam yang terpampang di depan mata. Dari sini pula mulai tampak lembah yang berwarna hijau membentang luas, yang dibelah sebuah sungai kecil. Sangat mengagumkan!

Saat menuruni bukit diperlukan kewaspadaan dalam memilih pijakan. Selain agak terjal, jalur ini juga dipenuhi bebatuan. Salah memilih pijakan, bisa menyebabkan kaki tergelincir- bahkan terkilir. Dengan jalan berhati-hati, kurang dari setengah jam Anda akan menjejakkan kaki di dasar lembah. Tibalah Anda di ketenangan dan ketentraman atmosfir Lembah Ramma.
Seluruh komponen alamnya berupa padang rumput yang luas, sungai kecil, telaga, dan air terjun, membentuk panorama alam yang menakjubkan. Lereng gunung yang mengelilinginya berdiri kokoh bak dinding benteng yang siap melindungi lembah ini.
Selain pesona alam. Lembah Ramma juga menyimpan keunikan lain. Lembah yang berada di ketinggian sekitar 1.600 mdpl ini, dijadikan lahan penggembalaan oleh penduduk setempat. Mereka melepas sapi atau kuda dan meninggalkannya dalam waktu lama.

Dokumentasi : Korpala Unhas

Keindahan Pulau Kapoposang

         Seminggu lamanya kami persiapkan segala keperluan untuk dapat melalukan petualangan Bahari di Pulau Kapoposang. Mulai dari persuratan yang menjadi keharusan untuk dilengkapi, makanya dibutuhkan surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI), Berdasarkan keputusan dari Kementerian Kehutanan melalui SK No. 588/kpts-II/1996 tanggal 12 September 1996, telah ditetapkan bahwa Pulau Kapopposang dan sekitarnya sebagai kawasan konservasi berupa Taman Wisata Alam Laut (TWAL). Kurangnya aksesibilitas menuju lokasi tersebut, menjadi hambatan terberat yang kami alami. Karena tidak ada jadwal kapal reguler menyebabkan pulau ini tidak mudah untuk dijangkau.

           Bila ingin disamakan keidahan Pulau Bunaken, Pulau Kapoposang lah yang pantas. Kita akan berdecak kagum dengan keindahan hamparan pasir putih yang membentang dari utara ke selatan. Ditambah dengan riuh gemuruh pohon kelapa, menambah evoria untuk dapat berlama-lama di pulau tersebut. Namun belum lengkap rasanya bila belum menikmati keindahan bawah laut pulau Kapoposang.

           Secara administratif pulau Kapoposang berada di Desa Mattiro Baji, Kecamatan Liukang Tuppabiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak pada bagian terluar kawasan Kepulauan Spermonde. Berdasarkan pemanfaatannya luas wilayah daratan ± 297.990 Ha, yang dibagi atas tiga bagian yaitu kawasan pemukiman, semak, dan kebun pohon kelapa. Lama perjalanan dapat ditempuh ± 4 jam menggunakan perahu tradisional (Jolloro’) dari Makassar. Menurut data yang ada daratan pulau Kapoposang diperkirakan telah dihuni sejak 300 tahun lalu (abad ke-16), oleh nelayan suku Bugis. Oleh sebab itu bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Bugis.

           Aktifitas masyarakat setempat adalah sebagai nelayan dengan memanfaatkan potensi laut: jenis ikan, taripang, dan rumput laut. Peralatan yang digunakan sangatlah sederhana (tradisional), kebanyakan masih menggunakan pancing ulur (hand line). Namun selain itu, adapula yang menggunakan jaring (gae). Adapun sistem pemasaran yang dilakukan para nelayan memiliki rantai penjualan yang amat singkat (Nelayan-Penadah-Konsumen).
Lokasi Pulau Kapopposang merupakan pulau paling terluar dari gugusan pulau-pulau Spermonde. Keidahan alam masih terjaga dari kerusakan yang parah. Letaknya yang sangat strategis, dimana dapat dijangkau dari P. Kalimatan, Bali dan Jawa merupakan suatu peluang untuk dikembangkan untuk daerah pariwisata.

           Besarnya potensi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang disekitar pulau ini, menunjukkan bahwa kawasan pulau Kapoposang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa kawasan lain di dunia. Bahkan beberapa ahli karang dan ikan karang dunia menyatakan bahwa kawasan perairan Pangkep termasuk kawasan karang dunia yang memiliki keaneka ragaman hayati karang sangat besar. Banyaknya fauna langka dan bernilai ekonomis tinggi yang dilindungi secara internasional oleh CITES (Convention onInternational Trade of Endangered Species) dan / atau Undang-undang Perikanan, antara lain kima, ketam kelapa, penyu dan ikan napoleon.



Referensi: Catatan Perjalanan MH. ADAM “Achyl”
Dokumentasi :Korpala Unhas

Tebing Bambapuang

          Bambapuang adalah nama salah satu desa dimana tebing Bambapuang berada, secara administrative, Desa Bambapuang berada dalam wilayah Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Kondisi geografis Bambapuang adalah wilayah pegunungan yang didominasi oleh hamparan batu gamping yang membentuk bukit-bukit terjal. Ketinggian wilayah bervariasi berkisar 1000-1100 mdpl. Pengaruh ketinggian ini merupakan salah satu peyebab cuaca yang relative dingin di Bambapuang seperti halnya daerah ketinggian lainnya di Enrekang.

           Kalangan penggiat alam terbuka lebih mengenal daerah ini karena keberadaan Gunung bambapuang (1100 mdpl) utamanya para pemanjat tebing, Karena pada bagian selatan gunung Bambapuang terdapat tebing dengan ketinggian rata-rata 80-150 meter. Bahkan keberadaannya telah telah menjadi kiblat kegiatan panjat tebing yang dating dari penjuru tanah air. Tercatat lebih dari 30 tim telah mendatangi tempat ini.
Gunung Bambapuang adalah rangkaian dari hamparan batu gamping Formasi Makale dan Toraja yang memanjang dari selatan ke utara. Daerah penyebaran batuan mulai dari Enrekang sampai ke Tana Toraja. Selain sebagai daerah yang diminati kalangan petualang, Panorama alam yang dimiliki Bambapuang merupakan salah satu daya tarik tersendiri sehingga banyak orang mengunjungi tempat ini untuk tujuan berlibur atau rekreasi. Obyek wisata alam yang ditawarkan berupa pemandangan aliran sungai Sa’dang disebelah barat dan pemandangan Buntu Kabobong di bagian timur yang dapat dinikmati bebas dari puncak Bambapuang. Untuk keperluan wisata, pendakian Bambapuang biasanya melewati jalur utara, waktu tempuh sekitar 2 jam dari Dusun Kasambi yang berada tepat di kaki Gunung Bambapuang.
          Lereng-lereng disekitar Bambapuang pada umumnya dimanfaatkan penduduk setempat sebagai lahan pertanian. Komoditi unggul yang dibudidayakan petani setempat adalah tanaman hortikultura seperti kentang, Lombok, bawang, jagung, kacang tanah, dan buah-buahan seperti papaya, jeruk, rambutan dll.
Sebelah selatan Bambapuang terdapat Dusun Kotu yang merupakan perkampungan terdekat untuk mengakses tebing bagian selatan Bambapuang. Dasar tebing dapat diakses dari Dusun Kotu dengan berjalan kaki berupa jalan setapak sejauh 3 kilometer. Pada musim kemarau, jalanan dapat dilewati kendaraan roda dua (motor).

           Lokasi Tebing Bambapuang dapat diakses dengan Mobil Bus dari Makassar-Enrekang melewati beberapa Kabupaten yaitu : Maros, Pangkep, Barru, Kota Madya Pare-Pare, dan Sidrap, Waktu tempuh rata-rata 6-7 jam samapi Dusun Kotu Desa bambapuang Kabupaten Enrekang. Dusun Kotu berada pada jalur poros Enrekang menuju Tana Toraja.

Dokumentasi: Korpala Unhas